Friday, July 4, 2025
DaerahTak Biasa, Dedi Mulyadi Lantik Pejabat Pemprov Jabar di Kolong Tol Cileunyi

Tak Biasa, Dedi Mulyadi Lantik Pejabat Pemprov Jabar di Kolong Tol Cileunyi

Ads

Bandung, Reformasi.co.id – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali menuai sorotan publik usai melaksanakan pelantikan sejumlah pejabat Pemerintah Provinsi Jawa Barat di lokasi yang tak biasa.

Kali ini, seremoni tersebut digelar di bawah kolong jembatan tol Cileunyi–Sumedang, tepatnya di kawasan Cilengkrang yang mengarah ke Sumedang–Bandung.

Dalam pidatonya, Dedi menegaskan bahwa pemilihan lokasi tersebut bukan tanpa alasan. Ia ingin menggugah kesadaran para pejabat terhadap kondisi riil di lapangan yang sering terabaikan, serta mempertegas tanggung jawab mereka dalam memperbaiki wajah provinsi.

“Saya ajak ke sini bukan untuk sekadar aneh-anehan. Tapi supaya semua melihat langsung kenyataan yang harus kita benahi bersama,” ucap Dedi melalui kanal YouTube Lembur Pakuan Channel, Kamis (3/7/2025).

- Advertisement -

Lokasi pelantikan tersebut memang menggambarkan kondisi yang memprihatinkan—penuh dengan bangunan liar, sampah berserakan, serta parkir kendaraan yang tak tertata.

Menurut Dedi, meskipun jalur itu berada di bawah naungan pemerintah pusat, namun letaknya tetap berada dalam wilayah Jawa Barat, yang artinya menjadi tanggung jawab bersama.

“Jangan hanya bicara soal kewenangan. Kalau ini wilayah kita, mari kita benahi bersama,” ujarnya menegaskan.

Gubernur Dedi juga menyoroti pentingnya peran pejabat daerah sebagai regulator aktif, bukan sekadar pelaksana kebijakan. “Seorang regulator harus bergerak. Bila sistem berjalan lambat atau macet, maka kita harus segera mengambil tindakan,” katanya.

Sebagai langkah awal, Dedi telah meminta Kepala Dinas Pekerjaan Umum untuk melakukan pendataan terhadap seluruh jalan nasional di wilayah Jawa Barat yang mengalami degradasi lingkungan.

Ia juga menekankan perlunya sinergi lintas sektor, termasuk melibatkan petugas patroli dan kebersihan, guna memastikan wilayah tersebut tetap bersih dan tertata.

Lebih dari sekadar penataan fisik, Dedi menyampaikan dimensi spiritual dari kebijakan tersebut. Ia mengajak para pemangku kepentingan untuk mengingat kembali nilai luhur dan keindahan Jawa Barat yang ia sebut sebagai “sepenggal tanah dari surga”.

“Jawa Barat ini diciptakan saat Tuhan sedang tersenyum. Tapi kini, surga ini telah berubah. Jalannya rusak, sungainya kotor, got tersumbat, dan masyarakatnya saling berseteru. Itu bukan Jawa Barat yang saya impikan,” tutur Dedi dengan nada prihatin.

Menutup pidatonya, Dedi menegaskan komitmennya untuk mengembalikan identitas sejati tanah Pasundan.

“Saya tidak ingin sekadar bermimpi. Saya ingin mengembalikan Jawa Barat seperti semula—indah, tertib, dan manusiawi. Tidak hanya tempatnya, tapi juga manusianya,” pungkasnya.

Ads

Ikuti berita dan informasi terbaru Reformasi.co.id di Google News.

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Terkini