Indramayu, Reformasi.co.id – PT Pertamina (Persero) semakin menunjukkan keseriusannya dalam mendorong pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK) agar dapat naik kelas dan bersaing secara lebih luas.
Salah satu bentuk nyata komitmen tersebut adalah pelaksanaan UMK Academy 2025, sebuah program pelatihan kewirausahaan yang dirancang secara sistematis bagi para UMK binaan.
Program UMK Academy 2025 merupakan kelanjutan dari inisiatif yang telah dijalankan sejak tahun 2020. Layaknya sebuah institusi pendidikan, para pelaku UMK yang terlibat mengikuti pembelajaran secara daring dan luring, dengan materi yang mencakup aspek kewirausahaan, pemasaran, manajemen usaha, dan transformasi digital.
Pendekatan ini diharapkan mampu membentuk UMK yang tangguh, mandiri, serta siap bersaing baik di pasar nasional maupun internasional.
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit VI Balongan yang berlokasi di Kabupaten Indramayu turut ambil bagian dalam pelaksanaan program ini.
Sebanyak tujuh UMK lokal dibina dan didampingi untuk mengikuti UMK Academy 2025, mencakup berbagai sektor usaha seperti kuliner, kopi, tekstil, dan produk busana. Seluruh peserta mendapatkan akses terhadap pelatihan intensif, pendampingan usaha, serta kesempatan untuk mengikuti berbagai kegiatan promosi dan pameran.
Ketujuh pelaku UMK tersebut diantaranya Rina Safitri dengan produk Rinza, Mahani dengan produk makanan merek Siliya. Kemudian Titi Munyati dengan produk Kopi Sekarwangi, Indra Susilo produk tekstil Batik Indra Majoe, Fauziyah dengan Zee Collection-nya, Siti Nur Khotimah dengan MJ dan Fitri Nurfateha dengan usaha Kopi Teman Istimewa.
Area Manager Communication, Relation and CSR PT KPI RU VI Balongan, Mohamad Zulkifli, menjelaskan bahwa program ini tidak hanya bertujuan meningkatkan kapasitas pelaku UMK dari sisi teknis dan bisnis, tetapi juga mendorong mereka agar siap bersaing di level global.
Pertamina memberikan perhatian khusus pada pemasaran digital dan penguatan identitas produk, agar para UMK binaan dapat memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan pendapatan mereka secara signifikan.
Lebih dari itu, pengembangan usaha UMK dalam program ini juga diarahkan pada aspek keberlanjutan. Para pelaku usaha didorong untuk menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan, sehingga mendukung terciptanya ekosistem usaha yang bersih dan minim dampak pencemaran.
Untuk mendukung upaya tersebut, Pertamina juga mengadakan pelatihan desain produk berbasis aplikasi digital dan pelatihan pengelolaan media sosial sebagai sarana promosi. Salah satu kegiatan pelatihan tersebut telah diselenggarakan di Kedai Kopi Teman Istimewa, Indramayu, pada Selasa (5/8/2025) kemarin.
Salah satu peserta, Indra Susilo, menyampaikan rasa syukurnya atas pembinaan yang diberikan oleh Pertamina. Ia mengaku usahanya dalam memproduksi Batik Indra Majoe mengalami kemajuan signifikan, terutama setelah mendapatkan berbagai pelatihan dan kesempatan untuk tampil dalam pameran yang diselenggarakan oleh Pertamina.
Batik yang ia produksi memiliki ciri khas teknik Complongan, sebuah teknik otentik yang tidak ditemukan di daerah lain. Berkat pendampingan tersebut, produknya kini banyak dikenal dan digunakan oleh berbagai kalangan penting di tingkat nasional.
Indra juga mengungkapkan rasa bangganya setelah mendapatkan dukungan dari Pertamina dalam pengurusan sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) atas merek dagang Batik Indra Majoe.
Sertifikasi ini memberikan perlindungan hukum atas produknya dan membuka peluang lebih luas untuk memasarkan batik tersebut, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga ke pasar internasional.
Langkah yang diambil Pertamina melalui UMK Academy 2025 ini menjadi bagian dari upaya memperkuat sektor ekonomi rakyat, sejalan dengan visi pembangunan nasional yang diusung oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Program ini mendukung penguatan UMKM dan koperasi sebagai pilar utama dalam membangun ekonomi yang inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan.