Serang – Seorang kepala desa di Desa Curug Goong, Kecamatan Padarincang, Kota Serang, Banten, bernama Salamunasir tewas setelah disuntik Sidiadryl Diphenhydramine.
Menurut kesaksian warga, sebelumnya Kepala Desa ini sempat adu mulut dengan mantri berinisial SH. Sampai akhirnya SH menyuntikkan cairan berisi Sidiadryl Diphenhydramine hingga Salamunasir tewas.
Apa itu Sidiadryl Diphenhydramine?
Sidiadryl merupakan salah satu merek dagang dari obat antihistamin yang mengandung bahan aktif diphenhydramine.
Diphenhydramine digunakan untuk mengatasi gejala alergi seperti gatal-gatal, ruam kulit, hidung tersumbat, bersin-bersin, dan mata berair.
Selain itu, diphenhydramine juga dapat digunakan untuk mengatasi gejala lain seperti insomnia dan mual.
Diphenhydramine bekerja dengan menghalangi aksi histamin dalam tubuh, yaitu bahan kimia yang dilepaskan oleh sistem kekebalan tubuh sebagai respons terhadap zat asing atau alergen.
Dengan menghalangi aksi histamin, diphenhydramine dapat membantu meredakan gejala alergi dan mencegah munculnya gejala baru.
Sidiadryl biasanya tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, atau cairan. Dosis dan durasi penggunaan diphenhydramine harus disesuaikan dengan kondisi pasien dan rekomendasi dokter.
Efek samping penggunaan obat yang mungkin terjadi, seperti kantuk, pusing, mulut kering, atau sulit berkonsentrasi.
Lantas kenapa Salamunasir sampai tewas? Pakar farmasi dari Universitas Gadjah Mada, Prof Zullies Ikawati, sebagaimana dikutip dari detik.com menjelaskan obat ini hanyal obat biasa.
Namun ia menggarisbawahi obat biasa itu jika diberikan sesuai dosisnya. Kalau overdosis, menurutnya, itu tentu saja berbahaya.
“Kalau tujuannya membunuh ya mungkin saja disuntikkan dengan tidak sesuai aturan dosisnya,” terangnya.
Pembunuhan terhadap Salamunasir kini sudah ditangani Polres Serang Kota.