Tuesday, July 22, 2025
DaerahKilang Balongan Latih Pemuda Desa Sukaurip Jadi Garda Terdepan Tanggulangi Bencana

Kilang Balongan Latih Pemuda Desa Sukaurip Jadi Garda Terdepan Tanggulangi Bencana

Ads

Indramayu, Reformasi.co.id – Upaya membangun ketangguhan masyarakat terhadap ancaman bencana terus digalakkan Kilang Balongan melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) bertajuk Pemuda Tangguh Bencana atau disingkat PETA.

Program ini menjadi bukti nyata kepedulian Kilang Balongan dalam menciptakan masyarakat yang siaga dan mandiri dalam menghadapi berbagai potensi bencana, baik yang bersumber dari alam maupun kegagalan teknologi.

Program PETA difokuskan pada penguatan kapasitas masyarakat, khususnya pemuda, melalui rangkaian kegiatan edukatif seperti sosialisasi, pelatihan, hingga simulasi. Sejauh ini, program telah menyasar wilayah Ring 1 Kilang Balongan, yakni Desa Sukaurip dan Desa Majakerta, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, dan ke depannya tidak menutup kemungkinan untuk diperluas ke wilayah lain.

Sebagai langkah konkret, Kilang Balongan bersama mitra pelaksana Human Initiative (HI) menggelar kegiatan simulasi bencana dan Tabletop Exercise pada Sabtu (19/7/2025), di Lapangan Voli dekat SDN 1 & 2 Desa Sukaurip. Simulasi ini dirancang untuk melatih kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi situasi darurat, dengan mengusung skenario kebakaran akibat kegagalan teknologi—salah satu risiko nyata di wilayah yang dekat dengan aktivitas industri.

- Advertisement -

Menurut hasil pemetaan risiko oleh tim HI, Desa Sukaurip memiliki tingkat kerentanan cukup tinggi terhadap bencana, baik dari faktor alam seperti angin kencang maupun faktor teknologi akibat aktivitas industri di sekitarnya.

Area Manager Communication, Relation & CSR RU VI Kilang Balongan, Mohamad Zulkifli, menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung kesiapsiagaan masyarakat melalui program ini.

“Simulasi ini merupakan bukti konkret Kilang Balongan dalam membangun ketangguhan masyarakat di sekitar area operasional. Kami ingin masyarakat, terutama generasi muda, mampu menjadi garda terdepan dalam menghadapi situasi bencana,” ujarnya.

Lebih jauh, Zulkifli menjelaskan bahwa program PETA juga sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mewujudkan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana (DESTANA). Sinergi antara perusahaan, pemerintah daerah, dan masyarakat menjadi kunci penting dalam memperkuat sistem mitigasi dan respons bencana yang cepat dan efektif.

Kepala Desa Sukaurip, Casmuri, turut mengapresiasi pelaksanaan program ini yang dinilai membawa dampak positif nyata bagi warganya.

“Program ini telah meningkatkan kesadaran dan kesiapan masyarakat kami dalam menghadapi potensi bencana. Pelatihan dan simulasi yang dilakukan memberikan pemahaman praktis mengenai langkah evakuasi dan mitigasi yang selama ini belum banyak diketahui,” ungkapnya.

Simulasi bencana ini melibatkan berbagai unsur, antara lain perwakilan Pemuda PETA, perangkat desa, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Indramayu, serta aparat keamanan Kecamatan Balongan.

Ads

Ikuti berita dan informasi terbaru Reformasi.co.id di Google News.

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Terkini