Reformasi.co.id – Siapakah Raja Haji Ahmad, sosok yang muncul di Google Doodle hari Sabtu (5/11) ini? Tentu banyak yang bertanya demikian. Untuk itu marilah berkenalan dengan sosok yang satu ini.
Raja Haji Ahmad merupakan pahlawan nasional yang telah ditetapkan sejak 5 November 2004. Sehingga Google Doodle hari mengingatkan akan penetapan tersebut.
Sosok Raja Haji Ahmad merupakan tokoh yang penting di belantara Bahasa dan Sastra Melayu. Ia merupakan ulama, sejarawan, serta pujangga yang berpengaruh di abad 19.
Pada masanya, Raja Haji Ahmad menciptakan Kamus Loghat Melayu-Johor-Pahang-Riau-Lingga, yang diakui sebagai kamus ekabahasa Melayu. Kamus ini merupakan yang pertama di Nusantara waktu itu.
Profil Raja Haji Ahmad
Raja Haji Ahmad terlahir dengan nama Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad. Tanggal kelahirannya tidak tercatat, namun banyak catatan sejarah menyatakan Raja Haji Ahmad lahir pada tahun 1809 di Selangor, Malaysia.
Ia merupakan putra dari Raja Ahmad dan Encik Hamidah binti Malik. Ayahnya memiliki gelar Engku Haji Tua karena pernah berziarah ke Mekah. Kakek Raja Haji Ahmad merupakan Raja Ali Haji Fisabilillah bergelar Yang Dipertuan Muda IV dari Kesultanan Lingga-Riau.
Maka secara langsung, Raja Haji Ahmad merupakan keturunan dari kerajaan Riau.
Raja Haji Ahmad banyak menjalani kehidupan di Pulau Penyengat yang kini masuk kedalam Provinsi Kepulauan Riau, Republik Indonesia. Namun saat 1822, Raja Haji Ahmad dibawa ayahnya ke Betawi untk menempuh pendidikan diluar lingkungan kesultanan.
Karya Raja Haji Ahmad
Populernya Raja Haji Ahmad sebetulnya bukan karena kamus pertama ekabahasa Kamus Loghat Melayu-Johor-Pahang-Riau-Lingga namun karena Gurindam Dua Belas yang ditulisnya pada 1847 saat ia berusia 38 tahun dan berada di Pulau Penyengat.
Gurindam Dua Belas ini merupakan puisi didaktik yang terdiri dari 12 pasal. Gurindam berisikan petunjuk hidup mulia yang pada 1953 diterbitkan oleh Belanda.
Karya Raja Haji Ahmad yang lain adalah Bustan al-Khatibin tahun 1857, Intizam Waza’if al-Malik tahun 1857, dan Thamarat al-Mahammah tahun 1857. Syairnya yang terkenal juga yakni Syair Siti Shianah, Syair Suluh Pegawai, Syair Hukum Nikah, dan Syair Sultan Abdul Muluk.