HiburanPabrik Gula dan Pabrik Gula Uncut Apa Bedanya?

Pabrik Gula dan Pabrik Gula Uncut Apa Bedanya?

Ads

Indramayu, Reformasi.co.id – Film Pabrik Gula akhirnya resmi tayang di bioskop Indonesia pada 31 Maret 2025, mengajak penonton untuk menyaksikan sebuah cerita horor yang mencekam.

Adaptasi dari kisah viral yang pernah disampaikan oleh SimpleMan, film ini membawa kita ke dalam dunia seram yang melibatkan sekelompok pekerja musiman di sebuah pabrik gula, yang terjebak dalam serangkaian kejadian mengerikan menjelang musim panen dan penggilingan tebu.

Sinopsis Film Pabrik Gula

Di dalam kisah yang menegangkan ini, para pekerja menghadapi teror yang berbahaya akibat pelanggaran pantangan yang mereka lakukan, yang akhirnya membangkitkan amarah para penghuni gaib yang mendiami pabrik gula. Masing-masing kejadian yang terjadi semakin mengancam keselamatan nyawa para pekerja, menambah ketegangan yang sudah dirasakan sejak awal film.

Pabrik Gula hadir dalam dua versi berbeda, masing-masing menawarkan pengalaman menonton yang unik. Versi pertama adalah Jam Kuning, yang merupakan versi umum dan tayang di bioskop pada jam siang atau sore hari.

- Advertisement -

Sedangkan versi kedua, yang disebut Jam Malam, adalah versi uncut, yang menampilkan adegan-adegan tambahan yang tidak ada dalam versi biasa.

Menurut MD Pictures, studio yang merilis film ini, pilihan untuk memotong atau menambah adegan dalam film sering kali terkait dengan penyesuaian cerita atau sensor, namun Jam Malam menawarkan potongan adegan yang utuh sesuai dengan visi sutradara, Awi Suryadi.

Meskipun ada perbedaan durasi satu menit, perbedaan terbesar terletak pada klasifikasi penonton. Pabrik Gula versi Jam Kuning diperuntukkan bagi penonton usia 17+, sementara Jam Malam hanya bisa dinikmati oleh penonton berusia 21 tahun ke atas.

Perbedaan ini juga mencerminkan perbedaan jam tayang, di mana Jam Kuning tayang pada jam siang atau sore, sedangkan Jam Malam tayang pada jam tayang malam atau terakhir.

Film ini menjadi karya ketiga MD Pictures yang mengadaptasi kisah-kisah dari SimpleMan, dengan naskah yang ditulis oleh Lele Laila. Sebelumnya, mereka telah sukses dengan dua film lain, KKN Di Desa Penari (2022) dan Badarawuhi Di Desa Penari (2024).

Suryadi, yang sebelumnya juga menyutradarai KKN Di Desa Penari, kembali dipercaya untuk mengarahkan Pabrik Gula. Kolaborasi antara Lele Laila dan Awi Suryadi memang telah terbukti menghasilkan karya yang menarik, dan Pabrik Gula pun mengikuti jejak kesuksesan mereka.

Di jajaran pemain, Pabrik Gula dibintangi oleh sejumlah aktor dan aktris ternama, di antaranya Arbani Yasiz, Ersya Aurelia, Erika Carlina, Bukie B. Mansyur, Wavi Zihan, Benidictus Siregar, Arif Alfiansyah, Azela Putri, Vonny Anggraini, dan Budi Ros. Kehadiran mereka menambah dimensi emosional dalam film ini, membuat para penonton semakin terhubung dengan karakter-karakter yang mereka perankan.

Dengan tema horor yang mendalam, Pabrik Gula menawarkan lebih dari sekadar cerita menegangkan. Film ini menggali tema pantangan, kepercayaan lokal, dan dunia gaib yang mengintai di balik industri gula.

Penonton yang tertarik pada genre horor yang penuh dengan kejutan dan ketegangan akan menemukan pengalaman menonton yang berbeda tergantung pada pilihan versi film yang mereka tonton.

Pabrik Gula kini telah tayang di bioskop Indonesia sejak 31 Maret 2025. Bagi mereka yang mencari pengalaman lebih intens, bisa memilih untuk menonton versi Jam Malam yang menyajikan cerita dengan lebih banyak adegan yang belum pernah ditampilkan sebelumnya.

Ads

Ikuti berita dan informasi terbaru Reformasi.co.id di Google News.

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Terkini