Indramayu, Reformasi.co.id – Dunia perfilman Indonesia, khususnya pada era 1980-an hingga awal 1990-an, diwarnai oleh dominasi film horor yang khas. Salah satu magnet utama genre ini adalah kehadiran Suzanna Martha Frederika van Osch, atau yang lebih dikenal sebagai Suzanna.
Kharisma dan penampilannya yang total dalam memerankan sosok-sosok mistis menjadikannya ikon tak tergantikan. Titisan Dewi Ular adalah salah satu film yang mengukuhkan statusnya tersebut. Disutradarai oleh Naryono Prayitno dan diproduksi oleh Soraya Intercine Films, film ini menyajikan perpaduan antara horor, mistis, balas dendam, dan tentu saja, elemen ular yang menjadi ciri khasnya.
Film ini ditayangkan kembali di ANTV pada Kamis (10/4/2025) pukul 20:30 WIB. Sebelum menyaksikannya, simak terlebih dahulu sinopsis dan alur ceritanya.
Sinopsis
Film ini berpusat pada kisah Kemala (diperankan oleh Suzanna), putri dari Dewi Ular, seorang ratu siluman ular. Ibunya dibunuh oleh seorang pria bernama Dayan. Bertahun-tahun kemudian, Kemala tumbuh dewasa dengan satu tujuan utama: membalaskan dendam kematian ibunya kepada Dayan dan keturunannya.
Dengan kekuatan magis warisan ibunya dan kecantikannya yang memikat, Kemala menyusun rencana untuk mendekati Radi (diperankan oleh Jeffry Waworuntu), putra Dayan. Ia menggunakan pesonanya untuk menjerat Radi dalam perangkap asmara, sekaligus sebagai jalan untuk menghancurkan Dayan dari dalam. Konflik pun tak terhindarkan ketika identitas asli Kemala mulai terkuak dan niat balas dendamnya semakin membara.
Alur Cerita
Alur cerita Titisan Dewi Ular dimulai dengan adegan tragis pembunuhan Dewi Ular oleh Dayan. Peristiwa ini menjadi fondasi utama motivasi balas dendam Kemala. Penonton kemudian diperlihatkan bagaimana Kemala tumbuh dewasa di bawah asuhan sosok mistis lainnya, sembari terus memupuk kebencian dan mempelajari ilmu gaib warisan sang ibu.
Memasuki usia dewasa, Kemala memulai misinya. Ia berhasil masuk ke dalam kehidupan Radi, putra Dayan, dengan menyamar dan menggunakan daya pikatnya. Radi, yang tidak mengetahui latar belakang Kemala yang sesungguhnya, jatuh hati padanya. Hubungan mereka berkembang, namun di saat yang sama, Kemala mulai melancarkan teror gaib kepada keluarga Dayan secara perlahan.
Ketegangan meningkat ketika Dayan mulai mencurigai Kemala. Ia merasakan aura jahat dan keanehan pada diri wanita yang dekat dengan putranya itu. Instingnya mengatakan bahwa Kemala bukanlah wanita biasa dan memiliki hubungan dengan masa lalunya yang kelam.
Konflik mencapai puncaknya ketika Dayan berusaha melindungi putranya dan menghadapi Kemala secara langsung. Pertarungan antara kekuatan Dayan dan ilmu hitam Kemala tak terelakkan. Kemala menunjukkan wujud aslinya sebagai titisan dewi ular, menggunakan kesaktiannya untuk menyerang Dayan.
Radi terjebak di tengah-tengah pertarungan antara ayah yang dicintainya dan wanita yang memikat hatinya. Film ini diakhiri dengan konfrontasi final yang menentukan nasib para karakter utamanya, menyelesaikan lingkaran dendam yang telah lama membara.
Data Film
Berikut adalah data ringkas mengenai film Titisan Dewi Ular:
Keterangan | Informasi |
---|---|
Judul Film | Titisan Dewi Ular |
Tahun Rilis | 1990 |
Sutradara | Naryono Prayitno |
Penulis Skenario | Naryono Prayitno |
Pemeran Utama | Suzanna, Jeffry Waworuntu, Ade Irawan, Doddy Sukma, Bokir |
Genre | Horor, Mistis |
Perusahaan Produksi | Soraya Intercine Films |
Durasi | Sekitar 85 Menit (dapat bervariasi sedikit) |
Titisan Dewi Ular tetap menjadi salah satu film horor klasik Indonesia yang dikenang, terutama karena penampilan memukau Suzanna dan tema balas dendam berbalut mistis yang kental. Meskipun dari segi efek visual mungkin terlihat sederhana untuk standar masa kini, kekuatan cerita dan akting para pemainnya, khususnya Suzanna, berhasil membangun atmosfer mencekam yang efektif pada masanya.