Indramayu, Reformasi.co.id – Benyamin Koboi Ngungsi merupakan film komedi Indonesia yang dirilis pada tahun 1975. Disutradarai oleh Nawi Ismail dan diproduseri oleh Benyamin Sueb, film ini menghadirkan perpaduan unik antara budaya lokal dengan estetika koboi ala barat.
Dengan latar belakang sosial-politik Indonesia pada masa itu, film ini tidak hanya menghibur tetapi juga menyampaikan kritik sosial yang relevan.
Saksikan film ini di ANTV pada Minggu (18/5/2025) pukul 22:30 WIB malam ini. Sebelum menyaksikan keseruannya, silakan simak terlebih dahulu sinopsis dan alur ceritanya berikut ini.
Sinopsis
Film ini mengisahkan tentang Billy Ball, seorang pemilik peternakan yang menghadapi penggusuran oleh pihak berwenang. Dalam usahanya untuk memperjuangkan haknya, Billy melakukan perjalanan ke Bodong City guna mengajukan protes. Perjalanan tersebut dipenuhi dengan berbagai kejadian lucu dan satir, yang menggambarkan absurditas birokrasi dan ketidakadilan sosial.
Alur Cerita
Cerita dimulai dengan penggusuran peternakan milik Billy Ball oleh pemerintah yang berkolaborasi dengan korporasi untuk pembangunan pabrik. Billy, yang merasa dirugikan, memutuskan untuk menuntut keadilan ke Bodong City.
Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan berbagai karakter unik dan menghadapi situasi yang menyoroti ketimpangan sosial serta penyalahgunaan kekuasaan. Dengan gaya komedi khas Benyamin Sueb, film ini menyajikan kritik sosial yang tajam namun tetap menghibur.
Data Film
Informasi | Detail |
---|---|
Judul | Benyamin Koboi Ngungsi |
Tahun Rilis | 1975 |
Durasi | 101 menit |
Genre | Komedi |
Sutradara | Nawi Ismail |
Produser | Benyamin Sueb |
Penulis Naskah | Nawi Ismail |
Pemeran Utama | Benyamin Sueb (Billy Ball) |
Pemeran Pendukung | Muni Cader, Eddy Gombloh, Connie Sutedja, Grace Simon |
Perusahaan Produksi | PT Jiung Film |
Bahasa | Indonesia |
Warna | Berwarna |
Klasifikasi Usia | 17+ |
Benyamin Koboi Ngungsi adalah contoh bagaimana film dapat menjadi medium untuk menyampaikan kritik sosial secara kreatif dan menghibur. Dengan memadukan elemen komedi dan satir, film ini berhasil menggambarkan realitas sosial Indonesia pada masa itu, sekaligus menampilkan keunikan budaya lokal dalam bingkai genre koboi yang tidak lazim di perfilman Indonesia.