Indramayu, Reformasi.co.id – Sinema Indonesia memiliki khazanah genre horor yang kaya, seringkali mengangkat mitologi dan legenda lokal yang kental dengan nuansa mistis.
Salah satu film yang menempati posisi istimewa dalam genre ini adalah Nyi Blorong, dirilis pada tahun 1982. Film ini tidak hanya berhasil secara komersial pada masanya, tetapi juga mengukuhkan status Suzzanna sebagai ikon horor nasional.
Disutradarai oleh Sisworo Gautama Putra, seorang maestro film horor lainnya, Nyi Blorong menyajikan perpaduan antara fantasi, drama, dan tentu saja, elemen horor yang menjadi ciri khasnya, berakar kuat pada kepercayaan masyarakat Jawa mengenai sosok penguasa pantai selatan.
Film ini kembali ditayangkan di ANTV pada Senin (14/4/2025) malam ini pukul 20:30 WIB. Sebelum itu, mari simak terlebih dahulu sinopsis dan alur ceritanya.
Sinopsis
Film Nyi Blorong mengisahkan tentang sosok Nyi Blorong, putri dari Nyi Roro Kidul, yang digambarkan sebagai ratu ular penguasa laut selatan. Ia memiliki kemampuan untuk berubah wujud menjadi ular raksasa atau seorang wanita cantik yang memesona.
Nyi Blorong dikenal dapat memberikan kekayaan kepada manusia yang memintanya, namun dengan syarat tumbal nyawa sebagai imbalannya. Kisah berpusat pada konflik yang timbul ketika dunia manusia bersinggungan dengan alam gaib Nyi Blorong, melibatkan perebutan kekuasaan, cinta terlarang, dan konsekuensi dari perjanjian dengan kekuatan supranatural.
Seorang pengusaha bernama Raden Cokro meminta bantuan Nyi Blorong untuk meningkatkan kekayaannya, yang kemudian memicu serangkaian peristiwa tragis dan pertarungan antara kekuatan baik dan jahat.
Alur Cerita
Alur cerita Nyi Blorong dimulai dengan ambisi Raden Cokro yang ingin menjadi kaya raya secara instan. Ia memutuskan untuk melakukan ritual pesugihan dengan meminta bantuan kepada Nyi Blorong. Sebagai imbalan atas kekayaan yang melimpah, Nyi Blorong meminta tumbal, yaitu putri Raden Cokro sendiri, Nyi Sumbi.
Namun, Nyi Sumbi telah memiliki kekasih bernama Johan, seorang pemuda gagah berani. Johan tidak tinggal diam mengetahui kekasihnya akan dijadikan tumbal. Ia bertekad untuk menyelamatkan Nyi Sumbi dari cengkeraman Nyi Blorong. Konflik utama berkembang ketika Johan harus berhadapan langsung dengan kekuatan magis Nyi Blorong dan para pengikutnya.
Di sisi lain, Nyi Blorong yang awalnya hanya melihat Nyi Sumbi sebagai objek tumbal, justru mulai tertarik pada Johan karena keberanian dan ketampanannya. Hal ini menambah kompleksitas cerita, di mana Nyi Blorong tidak hanya bertindak sebagai entitas jahat pemberi pesugihan, tetapi juga sebagai sosok wanita yang memiliki hasrat.
Pertarungan antara Johan, yang dibantu oleh tokoh-tokoh protagonis lainnya dengan kekuatan spiritual, melawan Nyi Blorong dan bala tentaranya menjadi puncak cerita. Film ini menampilkan adegan-adegan pertarungan magis, transformasi Nyi Blorong menjadi ular raksasa, serta elemen-elemen horor visual yang menjadi andalan pada masanya.
Akhir cerita membawa pada konfrontasi final yang menentukan nasib para tokoh utama dan menegaskan pesan moral mengenai bahaya keserakahan dan perjanjian dengan kekuatan gelap.
Data Film
Berikut adalah data ringkas mengenai film Nyi Blorong (1982):
Keterangan | Detail |
---|---|
Judul Film | Nyi Blorong |
Sutradara | Sisworo Gautama Putra |
Produser | Gope T. Samtani |
Penulis Skenario | Imam Tantowi |
Pemeran Utama | Suzzanna (sebagai Nyi Blorong), Barry Prima (sebagai Johan), Ratno Timoer (sebagai Raden Cokro), Nena Rosier (sebagai Nyi Sumbi), HIM Damsyik, Ade Irawan, WD Mochtar |
Tanggal Rilis | 1982 |
Perusahaan Produksi | Rapi Films |
Genre | Horor, Fantasi, Drama |
Durasi | Sekitar 90 menit |
Negara Asal | Indonesia |
Bahasa | Indonesia |
Film Nyi Blorong tetap menjadi salah satu karya penting dalam sejarah perfilman Indonesia, khususnya genre horor. Penampilan ikonik Suzzanna, dipadu dengan penyutradaraan Sisworo Gautama Putra dan cerita yang mengangkat mitologi lokal, berhasil menciptakan sebuah tontonan yang menghibur sekaligus menegangkan bagi penonton pada masanya dan terus dikenang hingga kini.