Indramayu, Reformasi.co.id – Saur Sepuh IV: Titisan Darah Biru merupakan film keempat dari seri legendaris Saur Sepuh, yang diadaptasi dari sandiwara radio populer karya Niki Kosasih. Dirilis pada tahun 1991, film ini disutradarai oleh Imam Tantowi dan diproduksi oleh PT Kanta Indah Film.
Berbeda dari tiga film sebelumnya, Titisan Darah Biru memperkenalkan generasi baru dalam Kerajaan Madangkara, dengan fokus pada tokoh Raden Wanapati.
Saksikan film ini di ANTV pada Sabtu (3/5/2025) pukul 22:00 WIB malam ini. Sebelum menyaksikannya, silakan simak terlebih dahulu sinopsis dan alur ceritanya.
Sinopsis
Setelah memerintah dengan bijaksana, Prabu Brama Kumbara memutuskan untuk menjalani tapa brata guna menyucikan diri. Kepemimpinan Kerajaan Madangkara kemudian diserahkan kepada putranya, Raden Wanapati. Namun, keputusan ini memicu konflik internal dan eksternal.
Di saat yang sama, Kerajaan Kuntala yang menyimpan dendam terhadap Madangkara melihat kesempatan untuk menggulingkan kekuasaan. Ambisi para penguasa muda dan hasutan dari pihak-pihak tertentu menyebabkan perpecahan di dalam kerajaan. Para loyalis Brama Kumbara pun meminta nasihat darinya untuk menghadapi situasi genting ini.
Alur Cerita
Film ini menggambarkan transisi kekuasaan dari Brama Kumbara kepada putranya, Wanapati. Sebagai pemimpin baru, Wanapati menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan stabilitas kerajaan.
Sifatnya yang emosional dan kurang pengalaman memimpin menyebabkan ketegangan dengan para sesepuh dan bangsawan Madangkara. Sementara itu, Kerajaan Kuntala memanfaatkan situasi ini untuk melancarkan serangan, memperparah kondisi internal Madangkara. Dalam menghadapi krisis ini, para pendukung setia Brama Kumbara mencari petunjuk dari sang mantan raja yang sedang bertapa.
Berbeda dari film-film sebelumnya yang berfokus pada petualangan Brama Kumbara, Titisan Darah Biru lebih menitikberatkan pada dinamika politik dan konflik internal dalam kerajaan. Film ini juga memperkenalkan karakter-karakter baru seperti Raden Bentar dan Garnis Waningyun, yang menambah kompleksitas cerita.
Data Film
Informasi | Detail |
---|---|
Judul | Saur Sepuh IV: Titisan Darah Biru |
Tahun Rilis | 1991 |
Durasi | 82 menit |
Genre | Laga / Kolosal |
Sutradara | Imam Tantowi |
Produser | Handi Muljono |
Penulis Naskah | Imam Tantowi |
Perusahaan Produksi | PT Kanta Indah Film |
Pemeran Utama | Agus Kuncoro (Wanapati), Denny Porlen (Brama Kumbara) |
Pemeran Pendukung | Devi Permatasari, Candy Satrio, Anneke Putri, Rita Zahara, Baron Achmadi |
Penata Kamera | William Samara |
Penata Artistik | Delsy Syamsumar, El Badrun |
Penata Musik | Areng Widodo |
Penyunting Adegan | Janis Badar |
Bahasa | Indonesia |
Warna | Berwarna |
Klasifikasi Usia | 17+ |
Penghargaan | Nominasi Piala Citra 1991 untuk Penyuntingan Terbaik dan Penata Artistik Terbaik |
Kesimpulan
Saur Sepuh IV: Titisan Darah Biru menghadirkan perubahan signifikan dalam narasi seri Saur Sepuh dengan memperkenalkan generasi baru dan fokus pada konflik internal kerajaan. Meskipun mendapatkan nominasi dalam Festival Film Indonesia 1991 untuk kategori Penyuntingan Terbaik dan Penata Artistik Terbaik, film ini menuai beragam tanggapan dari penonton.
Beberapa mengapresiasi pendekatan baru dalam cerita, sementara yang lain merindukan kehadiran Brama Kumbara sebagai tokoh sentral. Namun, film ini tetap menjadi bagian penting dalam sejarah perfilman Indonesia, khususnya dalam genre laga kolosal yang populer pada era 1980-an dan 1990-an.