Indramayu, Reformasi.co.id – Salah satu film Suzanna yang selalu berhasil membuat bulu kuduk berdiri, bahkan setelah ditonton berkali-kali, adalah Telaga Angker. Film ini bukan sekadar tontonan seram biasa, tapi juga sebuah paket lengkap dari drama keluarga, aksi balas dendam supranatural, dan tentu saja, penampilan ikonik sang Ratu Horor.
Film ini kembali ditayangkan di ANTV pada Selasa (8/4/2025) malam pukul 20.45 WIB. Sebelum menyaksikannya, silakan simak terlebih dahulu sinopsis dan alur ceritanya.
Pendahuluan
Halo para pencinta sinema, khususnya kalian yang menggemari sensasi mencekam dari film horor Indonesia klasik! Kali ini, saya ingin mengajak kalian menyelami kembali salah satu judul legendaris yang dibintangi oleh ikon horor kita, Suzanna.
Ya, kita akan membahas Telaga Angker, sebuah film yang dirilis pada tahun 1984 dan disutradarai oleh maestro horor pada masanya, Sisworo Gautama Putra. Film ini bukan hanya sekadar menakut-nakuti, tetapi juga menyajikan cerita pilu tentang tragedi, cinta keluarga, dan dendam arwah penasaran yang begitu melekat dalam ingatan penontonnya hingga kini. Bersiaplah untuk merasakan kembali atmosfer seram yang khas dari era 80-an!
Sinopsis
Telaga Angker mengisahkan tentang Anita (diperankan oleh Suzanna), seorang wanita yang tengah hamil tua dan hidup bahagia bersama suaminya, Robby (George Rudy), serta putranya, Sandy (Sandy Taroreh).
Kebahagiaan keluarga kecil ini terusik ketika Anita dan adiknya, Wijaya, menjadi target kejahatan sekelompok orang suruhan Lenny, wanita yang cemburu dan menginginkan Robby. Dalam sebuah insiden tragis, Anita dan Wijaya dibunuh secara keji. Jasad Anita kemudian dibuang ke sebuah telaga terpencil agar kejahatan mereka tidak terungkap.
Namun, arwah Anita yang penuh dendam tidak bisa tenang. Ia bangkit dari kematian sebagai sosok hantu gentayangan yang meneror para pembunuhnya, menjadikan telaga tempat jasadnya dibuang sebagai pusat terornya.
Alur Cerita
Film dibuka dengan potret keharmonisan keluarga Robby dan Anita. Anita yang sedang mengandung anak kedua mereka tampak begitu bahagia. Namun, ketenangan ini hanyalah awal dari mimpi buruk. Sekelompok penjahat, atas perintah seorang wanita licik bernama Lenny yang terobsesi pada Robby, mencegat Anita dan adiknya, Wijaya, di tengah jalan. Keduanya dibunuh tanpa ampun.
Untuk menghilangkan jejak, para pembunuh membuang mobil beserta jasad Anita ke dasar sebuah telaga yang dikenal angker. Sejak saat itulah, teror dimulai. Arwah Anita, yang kini menjadi hantu penasaran dengan wujud menyeramkan, seringkali muncul dari dalam telaga. Kemunculannya selalu diiringi suasana mencekam dan bertujuan untuk membalaskan dendam kepada setiap orang yang terlibat dalam pembunuhannya.
Satu per satu para pelaku mulai dihantui dan menemui ajal mereka dengan cara yang mengerikan, khas pembalasan dendam arwah dalam film-film Suzanna. Sementara itu, Sandy, putra Anita, yang selamat dari kejadian tersebut (atau tidak berada di lokasi saat kejadian, tergantung interpretasi adegan awal), kerap merasakan kehadiran arwah ibunya.
Ia menjadi saksi bisu teror yang dilancarkan sang ibu dari alam baka. Puncak cerita terjadi ketika arwah Anita akhirnya berkonfrontasi langsung dengan dalang utama di balik pembunuhannya, menuntaskan dendam kesumatnya. Film ini ditutup dengan atmosfer yang masih menyisakan kengerian, menegaskan bahwa dendam dari alam kubur telah terbalaskan.
Data Film
Berikut adalah ringkasan data mengenai film Telaga Angker:
Keterangan | Detail |
---|---|
Judul Film | Telaga Angker |
Sutradara | Sisworo Gautama Putra |
Penulis Skenario | Naryono Prayitno |
Produser | Ram Soraya (PT Soraya Intercine Films) |
Pemeran Utama | Suzanna, George Rudy, Sandy Taroreh, Nina Anwar, Rukman Herman, Didik Mangkuprojo |
Genre | Horor |
Tahun Rilis | 1984 |
Durasi | Sekitar 85 menit |
Perusahaan Produksi | PT Soraya Intercine Films |
Telaga Angker tetap menjadi salah satu film horor Indonesia paling ikonik. Kemampuan Sisworo Gautama Putra meramu cerita seram dengan drama yang menyentuh, ditambah penampilan total Suzanna yang legendaris, menjadikan film ini tontonan wajib bagi siapa saja yang mengaku penggemar horor Indonesia.
Meski efek visualnya mungkin terlihat sederhana untuk standar sekarang, atmosfer mencekam dan aura mistis yang dibangun begitu kuat dan efektif.