Indramayu, Reformasi.co.id – Masyarakat Indramayu tengah diramaikan dengan ajakan untuk menghadiri pemutaran film dokumenter yang mengangkat penderitaan rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Acara ini dijadwalkan berlangsung pada Jumat (13/6/2025) pukul 16.00 WIB, bertempat di Sam’s Studio, Indramayu, dengan harga tiket masuk sebesar Rp75.000.
Rencana kegiatan tersebut turut melibatkan Bupati Indramayu, Lucky Hakim, serta Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Indramayu.
Selain pemutaran film, kegiatan ini juga akan dirangkai dengan penggalangan donasi kemanusiaan. Seluruh hasil donasi akan disalurkan untuk membantu warga Palestina yang terdampak konflik berkepanjangan di kawasan Gaza.
Langkah ini mendapat sambutan positif dari sebagian masyarakat sebagai bentuk solidaritas umat Islam terhadap penderitaan yang menimpa saudara seiman di luar negeri.
Namun, di sisi lain, muncul pula suara kritis dari sejumlah kalangan yang mempertanyakan orientasi program kemanusiaan yang difasilitasi oleh pemerintah daerah dan Baznas.
Salah satu tanggapan datang dari Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Indramayu, H. Edi Fauzi. Dalam pernyataan videonya yang diunggah melalui akun media sosial pribadi, Edi menilai kegiatan ini layak diapresiasi sebagai wujud empati terhadap isu global.
Namun ia juga mengingatkan agar pemerintah tidak melupakan persoalan mendesak di dalam negeri, khususnya kondisi kemiskinan di Kabupaten Indramayu.
“Saya menganggap penggalangan donasi ini merupakan langkah positif. Tapi program Indramayu Berzakat seharusnya lebih difokuskan dulu untuk membantu masyarakat kita sendiri yang masih hidup dalam keterbatasan,” ujarnya.
Edi menambahkan bahwa hingga kini, Indramayu masih tergolong sebagai salah satu daerah dengan angka kemiskinan yang tinggi di Provinsi Jawa Barat.
Ia mengimbau agar perhatian Baznas dan pemerintah kabupaten lebih dipusatkan pada pemberdayaan masyarakat lokal melalui program sosial yang manfaatnya dapat dirasakan secara langsung oleh warga miskin.
“Kalau program zakat dioptimalkan untuk masyarakat lokal, tentu dampaknya bisa mempercepat terwujudnya kesejahteraan di daerah kita,” pungkasnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Baznas Indramayu, H. Aspuri, menjelaskan bahwa pemutaran film dokumenter ini merupakan bagian dari rangkaian program Indramayu Berzakat, yang digagas untuk menumbuhkan kesadaran sosial dan kepedulian terhadap sesama.
Ia menegaskan bahwa Baznas tidak hanya mengelola zakat, infak, dan sedekah, tetapi juga memiliki mandat untuk menghimpun dana sosial keagamaan lainnya, sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011.
“Momentum Iduladha sangat tepat untuk menguatkan nilai-nilai kepedulian dan berbagi. Program ini kami tujukan sebagai bagian dari refleksi kemanusiaan global dan lokal,” jelasnya, sebagaimana dikutip dari Radar Indramayu.
Aspuri juga menyampaikan bahwa program-program zakat lokal tetap menjadi prioritas utama Baznas. Kegiatan nobar ini disebut sebagai upaya meluaskan cakupan empati masyarakat, tanpa mengurangi komitmen terhadap pengentasan kemiskinan di Kabupaten Indramayu.