Indramayu, Reformasi.co.id – “The Message” adalah film epik tahun 1976 yang disutradarai oleh Moustapha Akkad. Film ini mengisahkan awal mula penyebaran Islam dan perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan ajaran tauhid.
Dengan pendekatan yang menghormati sensitivitas agama, film ini berhasil menyampaikan pesan sejarah Islam tanpa menampilkan sosok Nabi secara langsung.
Sinopsis
Film ini dimulai dengan turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril. Seiring waktu, beliau mulai menyebarkan ajaran Islam di Mekah, yang mengundang perlawanan dari kaum Quraisy.
Para pengikut awal Islam menghadapi penindasan, yang mendorong sebagian dari mereka untuk hijrah ke Abyssinia dan kemudian ke Madinah. Di Madinah, komunitas Muslim berkembang dan menghadapi berbagai tantangan, termasuk pertempuran seperti Badar dan Uhud.
Akhirnya, film ini menggambarkan penaklukan Mekah dan penyebaran Islam yang semakin meluas.
Alur Cerita
Film ini menggambarkan perjalanan spiritual dan perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan Islam. Dimulai dengan wahyu pertama di Gua Hira, penolakan dari masyarakat Mekah, hingga hijrah ke Madinah dan pembentukan komunitas Muslim yang kuat.
Pertempuran penting seperti Badar dan Uhud ditampilkan dengan dramatis, menunjukkan tantangan yang dihadapi umat Islam awal. Puncaknya adalah penaklukan Mekah, di mana toleransi dan pemaafan Nabi terhadap musuh-musuhnya ditonjolkan, menggarisbawahi pesan perdamaian dalam Islam.
Data Film
Informasi Film | Detail |
---|---|
Judul | The Message |
Tahun Rilis | 1976 |
Sutradara | Moustapha Akkad |
Penulis Skenario | H.A.L. Craig, Tewfik El-Hakim, A.B. Jawdat El-Sahhar |
Pemeran Utama | Anthony Quinn (Hamza), Irene Papas (Hind), Michael Ansara (Abu Sufyan) |
Durasi | 177 menit |
Bahasa | Inggris, Arab |
Anggaran Produksi | $10.000.000 (perkiraan) |
Lokasi Syuting | Maroko, Libya |
IMDb Rating | 8.1/10 |
Ulasan
“The Message” mendapat pujian atas sinematografi yang memukau dan penggambaran sejarah Islam yang mendalam. Meskipun menghadapi kontroversi dan penolakan di beberapa negara, termasuk Indonesia, karena sensitivitas religius, film ini tetap dianggap sebagai karya penting dalam perfilman yang memperkenalkan sejarah Islam kepada dunia.