Monday, July 14, 2025
EkonomiTransfer Rp140 Triliun dari Akun Satoshi Nakamoto, Siapa Sosok Dibalik Bitcoin Ini?

Transfer Rp140 Triliun dari Akun Satoshi Nakamoto, Siapa Sosok Dibalik Bitcoin Ini?

Ads

Jakarta, Reformasi.co.id – Komunitas kripto global kembali diguncang dengan peristiwa luar biasa yang terjadi pada Sabtu (5/7/2025) kemarin.

Sebanyak 80.000 Bitcoin — yang ditambang pada 2011 dan tidak tersentuh selama lebih dari 14 tahun — tiba-tiba dipindahkan dari dompet lama ke alamat baru yang lebih modern dan aman.

Nilainya mencengangkan, mencapai sekitar 8,6 miliar dolar AS atau setara lebih dari Rp140 triliun. Peristiwa ini menjadi transfer terbesar dalam sejarah Bitcoin dan memunculkan kembali spekulasi besar: apakah sang pencipta misterius Bitcoin, Satoshi Nakamoto, berada di balik pergerakan ini?

Siapa Satoshi Nakamoto?

Satoshi Nakamoto adalah nama samaran yang digunakan oleh sosok — atau mungkin sekelompok orang — yang merancang dan meluncurkan Bitcoin. Pada 2008, Nakamoto menerbitkan white paper pertama Bitcoin yang menjabarkan sistem mata uang digital terdesentralisasi, lalu pada 2009 meluncurkan perangkat lunaknya.

- Advertisement -

Komunikasinya dengan pengembang awal dan komunitas pengguna berlangsung aktif hingga akhir 2010, sebelum kemudian menghilang tanpa jejak.

Meski telah banyak upaya penyelidikan, identitas Nakamoto belum pernah terkonfirmasi. Sejumlah tokoh disebut-sebut sebagai kandidat, seperti kriptografer Hal Finney, ilmuwan komputer Nick Szabo, hingga tokoh terkenal seperti Elon Musk dan Jack Dorsey.

Semuanya membantah terlibat. Sementara itu, klaim Craig Wright — ilmuwan komputer asal Australia yang menyatakan diri sebagai Nakamoto — juga gagal dibuktikan secara sahih.

Nama lain yang belakangan mencuat dalam spekulasi publik adalah Peter Todd (pengembang awal Bitcoin) dan David Schwartz dari Ripple. Namun, keduanya dengan tegas membantah memiliki kaitan.

Sosok Dorian Prentice

Salah satu bab paling dramatis dalam pencarian identitas Nakamoto terjadi pada 2014. Media Newsweek secara kontroversial menunjuk Dorian Prentice Satoshi Nakamoto — seorang fisikawan dan insinyur keturunan Jepang-Amerika — sebagai sosok di balik Bitcoin, dengan dasar kesamaan nama dan latar belakang teknisnya.

Ketika pertama kali ditanya, Dorian sempat mengatakan, “Saya tidak lagi terlibat dan tidak bisa membicarakannya. Itu sudah diserahkan ke pihak lain.” Kalimat ini langsung dianggap sebagai pengakuan terselubung.

Namun, Dorian kemudian membantah keterlibatannya dan menjelaskan bahwa ia hanya salah paham terhadap pertanyaan yang diajukan. Ia bahkan mengaku baru mendengar soal Bitcoin dari media.

Tak lama kemudian, akun resmi Satoshi Nakamoto di forum P2P Foundation mempublikasikan pernyataan, “Saya bukan Dorian Nakamoto,” yang semakin menegaskan bahwa tudingan tersebut tidak berdasar.

Kekayaan Nakamoto: Lebih dari Rp1.600 Triliun

Diperkirakan, Satoshi Nakamoto menambang sekitar satu juta Bitcoin di awal-awal jaringan diluncurkan pada 2009. Koin-koin ini tersebar dalam ribuan alamat berbeda, masing-masing dengan jumlah kecil — sebuah pola yang menunjukkan upaya disengaja untuk menyembunyikan konsentrasi kekayaan.

Dengan harga Bitcoin yang sempat mencapai rekor tertinggi mendekati 112.000 dolar AS per koin, total kekayaan Nakamoto di atas kertas kini bernilai lebih dari 100 miliar dolar AS. Angka ini menempatkannya sejajar dengan orang-orang terkaya dunia seperti Elon Musk, Jeff Bezos, dan Bernard Arnault.

Alasan Transfer Rp140 T

Motif di balik pemindahan besar-besaran ini masih belum jelas. Namun, sejumlah analis blockchain dari Arkham Intelligence hingga CTO Ledger, Charles Guillemet, menduga langkah ini bukan untuk menjual aset, melainkan untuk meningkatkan keamanan.

Bitcoin tersebut dipindahkan dari alamat lama ke alamat Segregated Witness (SegWit) dengan format bc1q — standar baru yang menawarkan perlindungan lebih kuat dari ancaman siber dan biaya transaksi yang lebih murah.

Sebagian pengamat menduga pemiliknya merasa terancam setelah menerima pesan gaya hukum via OP_RETURN yang dikirim ke alamat lama, memperingatkan potensi klaim atas kepemilikan koin. Hal inilah yang diyakini memicu tindakan protektif sang pemilik.

Hingga kini, belum ada bukti bahwa Bitcoin tersebut akan dijual atau dicairkan dalam waktu dekat. Namun, peristiwa ini telah menghidupkan kembali rasa ingin tahu publik terhadap siapa sebenarnya Satoshi Nakamoto, dan bagaimana keberadaan sosok misterius ini akan memengaruhi masa depan dunia kripto.

Ads

Ikuti berita dan informasi terbaru Reformasi.co.id di Google News.

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Terkini