Indramayu, Reformasi.co.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu kembali menegaskan komitmennya untuk memperkuat barisan para penyuluh pertanian, menyadari peran sentral mereka dalam menjaga predikat daerah sebagai salah satu lumbung pangan nasional.
Penegasan ini disampaikan Wakil Bupati (Wabup) Indramayu, Syaefudin, saat menerima audiensi dari pengurus Perhimpunan Penyuluh Pertanian (Perhiptani) Kabupaten Indramayu.
Dalam pertemuan yang digelar di ruang kerja Wabup pada Selasa (15/4/2025), Syaefudin mendengarkan secara langsung berbagai aspirasi serta tantangan yang dihadapi para penyuluh sebagai garda terdepan pembangunan pertanian di lapangan. Perwakilan Perhiptani, yang dipimpin ketuanya Wawan Setiawan, memaparkan sejumlah isu krusial.
Isu tersebut meliputi keterbatasan jumlah penyuluh aktif yang tidak sebanding dengan luas wilayah garapan, kebutuhan mendesak untuk peningkatan kapasitas dan kompetensi melalui pelatihan, serta pentingnya dukungan anggaran dan sarana kerja yang lebih memadai untuk menunjang kinerja mereka. Perhiptani menekankan bahwa sistem penyuluhan yang tangguh merupakan fondasi utama bagi keberhasilan sektor pertanian.
Menanggapi paparan tersebut, Wabup Syaefudin menyambut baik inisiatif Perhiptani dan menyatakan bahwa Pemkab Indramayu sangat serius dalam upaya memperkuat fungsi penyuluhan.
“Kita tidak bisa bicara soal ketahanan pangan dan mempertahankan status Indramayu sebagai lumbung padi nasional jika para penyuluh kita tidak dalam posisi yang kuat, tidak didukung penuh, dan tidak diberdayakan secara optimal,” tegas Syaefudin dalam arahannya.
Lebih lanjut, Wabup Syaefudin menyoroti perlunya penguatan kualitas sumber daya penyuluh, tidak hanya penambahan jumlah. Akses terhadap informasi dan teknologi pertanian terbaru harus dipastikan merata hingga ke tingkat desa.
Ia juga mendorong sinergi dan kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah daerah, penyuluh, kelompok tani, hingga lembaga pendidikan pertanian.
Ketua Perhiptani Indramayu, Wawan Setiawan, berharap pertemuan ini dapat menjadi momentum untuk pembenahan sistem penyuluhan secara lebih sistematis.
“Harapan kami, ada tindak lanjut konkret dari audiensi ini, seperti upaya rekrutmen penyuluh baru, program peningkatan kompetensi yang berkelanjutan, perbaikan fasilitas penunjang di lapangan, serta perhatian terhadap peningkatan kesejahteraan para penyuluh,” ungkap Wawan.