Indramayu, Reformasi.co.id – Seorang perempuan asal Kabupaten Indramayu menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dengan modus pengantin pesanan atau mail order bride. Korban bernama Sugi Purnamawati (31), warga Desa Jambak, Kecamatan Cikedung, Indramayu.
Sugi dinikahkan dengan seorang pria asal China melalui pernikahan sirih pada 6 Desember 2024 kemarin. Setelah menikah, ia langsung dibawa ke China dengan janji kehidupan yang lebih baik. Namun, harapan tersebut tidak terwujud. Ia justru mengalami perlakuan tidak baik dari suami sirihnya.
Merasa tertekan dan tidak mendapatkan haknya, Sugi membuat rekaman video untuk meminta bantuan Presiden Prabowo Subianto agar bisa dipulangkan ke Indonesia. Dalam video tersebut, ia menangis dan memohon pertolongan.
Sugi mengungkapkan bahwa awalnya ia menerima tawaran pernikahan dari seseorang yang menghubunginya melalui pesan langsung di TikTok. Akun tersebut menjanjikan kehidupan yang terjamin bagi dirinya dan keluarganya di Indonesia.
Pria China yang menikahinya juga mengaku memiliki saham di sebuah perusahaan di Sulawesi, sehingga Sugi yakin dan menerima pernikahan tersebut.
Namun, setelah menikah, semua janji tersebut tidak pernah ditepati. Ia bahkan hanya diberi uang sekadarnya untuk membeli sayuran. Saat menagih janji kepada suaminya, ia justru dimarahi dan dilaporkan kepada pihak agensi, yang kemudian juga memarahinya. Sugi bahkan diminta membayar Rp 65 juta jika ingin kembali ke Indonesia.
Dalam rekaman videonya, Sugi memohon kepada pemerintah Indonesia, termasuk Presiden Prabowo dan Bupati Indramayu, agar membantunya pulang ke tanah air.
Menanggapi kasus ini, pihak keluarga telah melapor ke Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu. Ketua SBMI Cabang Indramayu, Akhmad Jaenuri, membenarkan laporan tersebut dan menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan advokasi untuk membantu pemulangan Sugi ke Indonesia.
