Indramayu, Reformasi.co.id – Rencana Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) untuk mengambil alih pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sentot Patrol dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu akhirnya menemui kejelasan.
Rumah sakit yang sebelumnya dikelola oleh Pemkab tersebut akan ditingkatkan statusnya menjadi rumah sakit rujukan regional, setara dengan Rumah Sakit Hasan Sadikin di Bandung.
Kepastian tersebut terungkap dalam pertemuan antara Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dan Bupati Indramayu, Lucky Hakim, bersama jajaran masing-masing. Pertemuan tersebut membahas sejumlah isu strategis di wilayah Indramayu, salah satunya terkait masa depan RSUD Sentot.
Dalam kesempatan itu, Dedi Mulyadi secara langsung menyampaikan niat Pemprov Jabar untuk mengambil alih pengelolaan rumah sakit tersebut. Secara terbuka, ia menanyakan kesediaan Bupati Indramayu atas rencana tersebut.
“Boleh gak?” tanya Dedi, seperti dikutip dari kanal YouTube @kangdedimulyadichannel, Selasa (5/8/2025).
Pertanyaan itu pun langsung dijawab tegas oleh Lucky Hakim, “Boleh, Pak Gub.”
Kesepakatan informal itu diperkuat dengan aksi simbolis berupa jabat tangan antara Bupati Lucky dan Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, atas arahan langsung dari Gubernur Dedi Mulyadi.
Gubernur Dedi menyampaikan bahwa tujuan pengambilalihan ini adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di kawasan pantura, khususnya wilayah Indramayu dan sekitarnya. Ia berharap RSUD Sentot dapat dikembangkan menjadi fasilitas kesehatan rujukan bertaraf tinggi.
“Kita ingin hadirkan rumah sakit sekelas RS Hasan Sadikin di Indramayu,” ujar Dedi.
Sementara itu, Bupati Lucky Hakim menyambut baik rencana tersebut. Ia mengakui bahwa selama ini RSUD Sentot kerap menjadi keluhan masyarakat, baik dari sisi layanan maupun kondisi manajemen yang membebani keuangan daerah.
Menurut Lucky, penyerahan pengelolaan kepada Pemprov Jabar menjadi solusi ideal untuk meningkatkan kualitas layanan sekaligus mengangkat pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Dengan status sebagai rumah sakit rujukan, ia meyakini rumah sakit tersebut akan menarik pasien dari luar daerah, yang pada akhirnya menggeliatkan aktivitas ekonomi di sekitar rumah sakit.
“Jadi ramai, ada keluarga pasien yang menunggu, mereka pasti jajan di sekitar rumah sakit. Itu jadi berkah juga untuk warga,” kata Lucky.