DaerahBanjir di Cirebon, Anggota DPRD Kritik BBWS yang Kurang Serius

Banjir di Cirebon, Anggota DPRD Kritik BBWS yang Kurang Serius

Ads

Cirebon, Reformasi.co.id – Kota Cirebon kembali dilanda banjir akibat hujan deras pada Jumat (17/1/2025) malam, yang menyebabkan sejumlah kawasan terendam. Salah satu wilayah yang terdampak parah adalah RW 09, Kelurahan Kesambi, Kecamatan Kesambi, dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter.

Heru (38), warga setempat, menggambarkan situasi yang terjadi begitu cepat.

“Awalnya air cuma penuh di kali saja. Setelah isya, tiba-tiba seperti banjir bandang. Cepat banget naiknya,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa banjir kali ini merendam lebih dari 109 rumah di tiga RT.

- Advertisement -

Meski tidak separah tahun 2023, banjir kali ini tetap menyebabkan kerusakan signifikan. Selain Kesambi, banjir juga melanda Kelurahan Drajat, Kesunean, dan Harjamukti, dengan ribuan rumah terendam. Video yang beredar menunjukkan air menggenangi pemukiman hingga hampir menutup seluruh rumah.

Kelurahan Kalijaga di Kecamatan Harjamukti kembali menjadi perhatian. Kawasan ini sudah lama dikenal sebagai zona merah banjir. Senderan dan jembatan di Taman Kalijaga Monyet rusak parah akibat abrasi, memperparah risiko banjir.

Anggota Komisi II DPRD Kota Cirebon, Anton Octavianto, mengkritik pemerintah daerah dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung karena dianggap kurang serius menangani masalah ini.

“Sejak saya masih SD, Kalijaga selalu banjir. Sudah puluhan tahun masalah ini belum selesai,” kata Anton.

Ia meminta agar perbaikan senderan yang sempat dihentikan pada 2020 dimasukkan kembali dalam anggaran tahun ini.

“Jangan biarkan masalah ini berlarut-larut karena keselamatan warga yang jadi taruhannya,” tegasnya.

Ketua Tim Sungai dan Pantai BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Rigasony Tiamono, menjelaskan bahwa penanganan banjir terkendala minimnya alokasi APBN.

“Tahun ini anggaran lebih difokuskan pada pembangunan irigasi untuk swasembada pangan,” katanya.

Meski demikian, pihaknya berkomitmen menyusun masterplan drainase untuk solusi jangka panjang. Di sisi lain, Kabid Sumber Daya Air DPUTR Kota Cirebon, Bagus Tomy, menyebutkan bahwa sejak 2024, normalisasi dan perbaikan telah dilakukan pada 30 sungai. Namun, perbaikan drainase menjadi tanggung jawab bidang Bina Marga.

“Kami akan segera menindaklanjuti hasil rapat dengan DPRD dalam kolaborasi lintas lembaga untuk langkah konkret,” jelas Bagus.

Air mulai surut sekitar pukul 00.00 WIB, tetapi genangan masih terlihat di beberapa titik hingga pagi ini. Warga berharap adanya tindakan cepat dari pemerintah daerah untuk mencegah banjir susulan.

Ads

Ikuti berita dan informasi terbaru Reformasi.co.id di Google News.

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Terkini