Jakarta – Lembaga Survey Indonesia (LSI) mencatat hasil survey terakhir yang menyebut elektablitas Prabowo Subianto meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Survey yang dilakukan dari 31 Maret hingga 4 April dengan 1.299 responden tersebut menempatkan Prabowo dengan angka 30,3 persen.
Angka tersebut mengungguli Ganjar Pranowo dengan 26,9 persen, dan Anies Baswedan dengan 25,3 persen. Angka yang didapat Prabowo ini diduga akibat Jokowi Effect.
Hal ini dikatakan beberapa pengamat politik yang menyebut Presiden Joko Widodo dalam beberapa kesempatan meng-endorse Prabowo.
Jokowi beberapa kali menyebut Prabowo sebagai calon presiden. Bahkan ia mengajak Prabowo melakukan kunjungan kerja untuk menyapa rakyat.
“Endorse Jokowi itu ditangkap sinyal oleh para pendukung Jokowi, bahwa mereka punya alternatif sehingga para pendukung Jokowi tidak melulu ke Ganjar,” ungkap Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, pada Senin (10/4).
Selama ini, ungkap Djayadi, figur Jokowi hanya bisa digantikan oleh Ganjar Pranowo. Namun setelah PRabowo di-endores, para pendukung ini punya alternatif lain.
Banyak pengamat juga menilai Ganjar baru saja mengalami efek buruk dari pernyataannya menolak Timnas U-20 Israel, yang berujung pada dibatalkannya World Cup U-20 di Indonesia.
Hasil buruk yang menimpa Ganjar ini juga menimpa PDI Perjuangan. Meski masih teratas, elektabilitas partai banteng moncong putih ini cukup tergerus. Terlihat dari hasil survey LSI yang menempatkan PDI Perjuangan di angka 17,7 persen dari sebelumnya 19,3 persen.
