Thursday, March 13, 2025
PolitikFraksi PDIP DPRD Indramayu Gelar Diskusi Menyoal Visi Indramayu REANG

Fraksi PDIP DPRD Indramayu Gelar Diskusi Menyoal Visi Indramayu REANG

Ads

Indramayu, Reformasi.co.id – Sejumlah aktivis, akademisi, organisasi mahasiswa, serta ormas menghadiri Tadarus Politik bertajuk “Quo Vadis Indramayu REANG” di Ruang Fraksi PDI Perjuangan DPRD Indramayu, Rabu (12/3/2025).

Acara ini digelar untuk mengawal proses transisi pemerintahan Indramayu REANG.

Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Indramayu, H. Edi Fauzi, mengungkapkan bahwa kegiatan ini diinisiasi oleh fraksinya berdasarkan hasil diskusi dengan jajaran pengurus DPC PDI Perjuangan Indramayu.

Dalam forum tersebut, mereka menyoroti janji politik pasangan Lucky Hakim-Syaefudin saat kampanye dan mendesak agar realisasinya benar-benar membawa kesejahteraan bagi masyarakat.

- Advertisement -

Edi menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengawal serta mengkritisi setiap kebijakan yang diambil Lucky Hakim dan Syaefudin, terutama jika tidak berpihak kepada masyarakat.

Ia menambahkan, pengawasan ini bertujuan untuk mencari solusi terbaik bagi pembangunan daerah.

“Selain melalui reses dengan turun langsung ke daerah pemilihan untuk menyerap aspirasi, kegiatan ini juga menjadi wadah menjaring ide, gagasan, serta merumuskan kebijakan yang tepat demi kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Ia juga menyoroti aktivitas Bupati Indramayu, Lucky Hakim, yang dinilai masih lebih banyak melakukan kegiatan seremonial di media sosial dengan tagline “Beberes Dermayu”.

Menurutnya, hal ini berbeda dengan gaya kepemimpinan Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi, yang lebih sering turun langsung ke masyarakat.

“Kalau kita lihat KDM, beliau terjun langsung ke masyarakat dengan aksi nyata. Sementara Lucky masih berkutat pada gimmick di media sosial. Hal ini harus dilawan dengan data riil. Setelah RPJMD Lucky-Syaefudin dilegalkan, kita bisa mengevaluasi pelaksanaannya,” jelasnya.

Sementara itu, akademisi Hadi Santosa Farhan mengingatkan agar euforia pasca Pilkada tidak berkepanjangan, terutama mengingat tantangan ekonomi yang dihadapi Indramayu. Ia menilai konsep ekonomi yang diterapkan harus lebih konkret, mengingat banyaknya pabrik yang tutup akibat krisis.

“Pada era Bu Nina, pabrik baru berhasil dibangun dan investor didatangkan. Kini tantangannya adalah bagaimana bupati dan wakil bupati ke depan bisa mengembangkan capaian tersebut,” katanya.

Sejumlah mahasiswa dari berbagai organisasi, seperti BEM PTNU, BEM Nusantara, PMII, dan GMNI, turut menyampaikan pandangan kritis mereka.

Mereka menilai konsep ekonomi kerakyatan yang diusung Lucky-Syaefudin belum menunjukkan langkah konkret. Selain itu, program Indramayu REANG juga dianggap belum memiliki fokus yang jelas pada sektor pendidikan.

Mahasiswa juga menyoroti bahwa Indramayu selama ini lebih dikenal sebagai daerah penghasil mangga, tetapi belum memiliki prestasi menonjol di bidang lain, terutama pendidikan dan akademisi. Selain itu, mereka menyinggung status Indramayu yang masih dikategorikan sebagai daerah miskin.

Para mahasiswa mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi Fraksi PDI Perjuangan DPRD Indramayu dan berharap diskusi serupa dapat terus diadakan guna menampung berbagai isu di masyarakat.

“Kita harus objektif. Jangan melihat siapa yang menyelenggarakan, meskipun ini partai politik. Yang terpenting, dewan sebagai representasi rakyat harus bisa menyampaikan ide dan gagasan untuk kepentingan masyarakat,” kata Soyan, salah satu peserta diskusi.

Ia menambahkan, hingga kini masyarakat masih menilai Lucky Hakim sebagai pemimpin yang baik dan jujur. Namun, menurutnya, penilaian ini baru akan teruji seiring waktu, terutama dalam melihat apakah program-programnya benar-benar berpihak kepada rakyat dan mampu bertahan hingga akhir masa jabatannya.

Ads

Ikuti berita dan informasi terbaru Reformasi.co.id di Google News.

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Terkini