DaerahHarga Beras di Cirebon Diprediksi Terus Naik Jelang Ramadan 1446 H

Harga Beras di Cirebon Diprediksi Terus Naik Jelang Ramadan 1446 H

Ads

Cirebon, Reformasi.co.id – Harga beras di sejumlah pasar tradisional Cirebon mengalami kenaikan menjelang bulan suci Ramadan 1446 Hijriah. Para pedagang merasakan dampaknya dan memprediksi tren ini akan terus berlanjut hingga memasuki bulan puasa.

Seorang pedagang beras di Pasar Kalitanjung, Acong (40), mengungkapkan bahwa harga beras di tempatnya sudah naik dalam beberapa hari terakhir. Menurutnya, kenaikan mencapai Rp 200-300 per kilogram dan berlaku untuk semua jenis beras.

Acong menduga penyebab utama kenaikan harga adalah stok gabah yang mulai menipis. Ia berharap pemerintah melalui Perum Bulog segera mengeluarkan kembali beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) agar harga di pasaran tidak semakin melonjak.

“Harapannya Bulog segera mengeluarkan SPHP lagi supaya ada perbandingan harga dan bisa meredam lonjakan harga beras,” ujarnya, Sabtu (22/2/2025).

- Advertisement -

Ia juga memperkirakan harga beras akan terus meningkat seiring dengan semakin dekatnya bulan Ramadan. Saat ini, seminggu menjelang puasa, harga sudah naik sekitar Rp 200-300 per kilogram.

Sementara itu, Kepala Perum Bulog Cabang Cirebon, Ramaijon, memastikan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir mengenai ketersediaan beras. Ia menyatakan bahwa stok beras saat ini aman dan melimpah.

“Saat ini di gudang Bulog terdapat 78.000 ton beras, dan stok terus bertambah dengan adanya penyerapan dari distributor setiap hari, terutama karena memasuki musim panen,” jelasnya.

Bulog Cabang Cirebon disebutkan masih mampu menyerap sekitar 1.000 ton beras per hari. Dengan demikian, dalam 10 hari ke depan menjelang Ramadan, stok diperkirakan bisa mencapai 88.000 ton.

Meski demikian, Ramaijon mengakui bahwa kebijakan pemerintah yang menghentikan penyaluran beras SPHP dan bantuan pangan berpengaruh terhadap distribusi stok. Sebelumnya, Bulog mengeluarkan sekitar 7.000 ton beras per bulan untuk kedua program tersebut, yang kini dihentikan.

Namun, ia menegaskan bahwa kebutuhan beras selama Ramadan tidak mengalami peningkatan signifikan. Pola konsumsi masyarakat dinilai tetap stabil, bahkan cenderung menurun karena hanya dikonsumsi saat sahur dan berbuka puasa.

Menanggapi kekhawatiran lonjakan harga, Ramaijon menegaskan bahwa Bulog siap bertindak sesuai arahan pemerintah. Ia mengimbau masyarakat agar tidak melakukan panic buying karena stok beras dipastikan cukup hingga setelah Ramadan.

Ads

Ikuti berita dan informasi terbaru Reformasi.co.id di Google News.

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Terkini