Indramayu, Reformasi.co.id – Fenomena percepatan rotasi Bumi kembali terjadi pada Selasa (5/8/2025), dan menjadikan hari tersebut sebagai hari terpendek dalam tahun ini.
Para ilmuwan mencatat bahwa panjang hari tersebut lebih singkat sekitar 1,25 milidetik dibandingkan durasi standar satu hari penuh, yaitu 86.400 detik.
Laporan dari Space yang diterbitkan pada Senin (4/8/2025) kemarin, menyebutkan bahwa kecepatan rotasi Bumi yang meningkat telah menjadi tren dalam beberapa tahun terakhir.
Padahal sebelumnya, selama beberapa dekade, rotasi Bumi justru mengalami perlambatan. Perubahan ini membuat para ilmuwan kebingungan, karena hingga kini belum ada penjelasan yang pasti mengenai penyebab utama dari percepatan tersebut.
Masih Menjadi Misteri
Leonic Zotov, pakar rotasi Bumi dari Universitas Negeri Moskow, mengungkapkan bahwa sebagian besar model ilmiah yang berkaitan dengan laut dan atmosfer belum mampu menjelaskan percepatan besar ini.
Ia menekankan bahwa kemungkinan besar penyebabnya berasal dari dalam Bumi, namun detilnya masih belum diketahui secara pasti.
Secara teknis, periode rotasi sejati Bumi atau waktu yang dibutuhkan Bumi untuk menyelesaikan satu putaran penuh sebesar 360 derajat adalah 23 jam, 56 menit, dan 4,1 detik. Inilah sebabnya mengapa bintang dan planet tampak terbit di langit timur lebih awal sekitar empat menit setiap harinya.
Namun, dalam keseharian, kita menggunakan patokan hari Matahari, yakni waktu dari tengah hari ke tengah hari berikutnya, yang setara dengan 24 jam. Waktu inilah yang kini tercatat mengalami penyusutan secara misterius.
Rentetan Hari-Hari Pendek
Hari terpendek pada 5 Agustus bukan satu-satunya. Sepanjang Juli hingga Agustus 2025, sejumlah hari lain juga tercatat lebih pendek dari biasanya, seperti 9 Juli yang lebih singkat 1,23 milidetik dan 22 Juli yang lebih singkat 1,36 milidetik.
Sejak pengukuran waktu rotasi Bumi secara resmi dimulai pada 1973, panjang hari secara umum cenderung bertambah. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh pengaruh Bulan yang mengorbit Bumi dan menghasilkan gaya gesek.
Gaya tersebut menyebabkan orbit Bulan menjauh secara perlahan dari Bumi dan menyerap energi rotasi Bumi, sehingga memperlambat rotasi planet kita.
Menariknya, posisi Bulan yang tepat terhadap garis khatulistiwa pada tanggal-tanggal tertentu juga turut memengaruhi gaya pasang surut yang secara halus berdampak pada kecepatan rotasi Bumi.
Kombinasi dari faktor-faktor ini memungkinkan para ilmuwan memprediksi terjadinya hari-hari dengan durasi lebih pendek dari biasanya.
Dugaan Pengaruh Inti Bumi
Meski ada spekulasi bahwa perubahan iklim global mungkin memiliki andil dalam percepatan rotasi, teori yang lebih kuat saat ini adalah keterlibatan inti cair Bumi.
Diduga, perubahan kecepatan rotasi pada inti cair tersebut menyebabkan redistribusi momentum yang menjadikan bagian lain planet ini berputar lebih cepat.
Namun demikian, riset mendalam masih dibutuhkan untuk memahami secara utuh fenomena kompleks ini. Sementara itu, percepatan rotasi Bumi terus menjadi perhatian kalangan ilmuwan karena berpotensi memengaruhi sistem penanggalan dan teknologi berbasis waktu presisi tinggi.