Home Nasional Ini Profil Satryo Soemantri Brodjonegoro, Menteri Dikti Saintek yang Didemo Pegawainya Sendiri

Ini Profil Satryo Soemantri Brodjonegoro, Menteri Dikti Saintek yang Didemo Pegawainya Sendiri

0
satryo-soemantri-brodjonegoro

Jakarta, Reformasi.co.id – Satryo Soemantri Brodjonegoro, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Dikti Saintek), menghadapi protes dari pegawai kementerian yang dipimpinnya.

Aksi demonstrasi digelar pada Senin (20/1/2025) di depan Kantor Kemendiktisaintek, Senayan, Jakarta, dengan tuduhan adanya pemecatan pegawai tanpa prosedur yang jelas.

Baru menjabat selama 100 hari, Satryo telah memicu polemik di kalangan internal kementerian. Para pegawai yang mengenakan pakaian serba hitam membentangkan spanduk bertuliskan, “Institusi Negara Bukan Perusahaan Pribadi Satryo dan Istri.”

Ketua Paguyuban Pegawai Ditjen Dikti, Suwitno, mengungkapkan bahwa prosedur mutasi jabatan di Kemendiktisaintek selama ini dilakukan dengan cara yang dianggap tidak elegan dan tidak sesuai aturan.

“Pergantian jabatan sebenarnya hal biasa, tapi cara-cara yang digunakan tidak fair dan melanggar prosedur,” ujarnya.

Puncak ketidakpuasan para pegawai ditandai dengan pemecatan salah satu staf di bagian rumah tangga kementerian. Suwitno menegaskan bahwa setiap bentuk pendisiplinan pegawai seharusnya dilakukan melalui mekanisme yang jelas dan sesuai peraturan.

Satryo Soemantri Brodjonegoro adalah tokoh yang tidak asing di dunia pendidikan Indonesia. Lahir di Delft, Belanda, pada 5 Januari 1956, ia merupakan putra Profesor Soemantri Brodjonegoro, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 1973.

Pendidikan tinggi ditempuhnya di University of California, Berkeley, Amerika Serikat, di mana ia meraih gelar Ph.D. di bidang teknik mesin pada 1985. Ia kemudian memulai karier sebagai dosen Teknik Mesin di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Satryo juga pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi pada tahun 2000, di mana ia menginisiasi perubahan besar dalam tata kelola perguruan tinggi, termasuk penerapan status Badan Hukum Milik Negara (BHMN).

Selain itu, ia terlibat dalam perencanaan gedung Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin bersama Japan International Cooperation Agency (JICA). Saat ini, ia menjabat sebagai Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) periode 2018-2023.

Satryo menerima berbagai penghargaan atas dedikasinya di dunia pendidikan, termasuk Medali Ganesha Bakti Cendekia Utama dari ITB pada 2010 dan The Order of the Rising Sun, Gold Rays with Neck Ribbon dari Pemerintah Jepang pada 2016.

Dalam kehidupan pribadinya, ia menikahi Silvia Ratnawati dan memiliki dua anak. Salah satu anaknya, Diantha Soemantri, telah menjadi guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di usia 42 tahun.

Di tengah sorotan dan kritik, Satryo tetap berupaya meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia. Meski demikian, isu mutasi jabatan dan dugaan pemecatan pegawai kini menjadi ujian besar bagi kepemimpinannya sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.

Aksi demonstrasi ini diharapkan menjadi momen refleksi untuk memperbaiki tata kelola kementerian, sekaligus menjaga hubungan harmonis antara pimpinan dan pegawai demi tercapainya tujuan bersama dalam memajukan pendidikan nasional.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version