Sunday, November 3, 2024
NasionalJejak Langkah Tom Lembong, Timses Anies yang Kini Tersangka Impor Gula

Jejak Langkah Tom Lembong, Timses Anies yang Kini Tersangka Impor Gula

Ads

Jakarta, Reformasi.co.id – Kejaksaan Agung (Kejagung) baru saja menetapkan Thomas Trikasih Lembong, yang lebih dikenal sebagai Tom Lembong, sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi terkait impor gula pada tahun 2015-2016. Tom dikenal memiliki hubungan dekat dengan sejumlah tokoh politik, termasuk mantan Presiden Joko Widodo serta Anies Baswedan.

Pria kelahiran 4 Maret 1971 ini merupakan seorang pengusaha. Ia menyelesaikan pendidikan sarjananya di Universitas Harvard, lulus pada tahun 1994 dengan gelar Bachelor of Arts di bidang arsitektur dan tata kelola.

Kariernya di dunia profesional dimulai pada tahun 1995 di Morgan Stanley, di divisi ekuitas yang berlokasi di New York dan Singapura. Kemudian, pada periode 1999-2000, ia melanjutkan kariernya di Deutsche Securities Indonesia, serta sebelumnya bekerja di Deutsche Bank Jakarta antara tahun 1998-1999.

Pengalamannya di dunia perbankan terus berkembang. Salah satu pencapaiannya adalah ketika ia menjabat sebagai Senior Vice President dan Kepala Divisi yang menangani restrukturisasi serta penyelesaian kewajiban Salim Group kepada negara, setelah runtuhnya Bank BCA akibat krisis moneter 1998.

- Advertisement -

Tidak hanya itu, Tom juga sempat menduduki posisi penting di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) pada periode 2000-2002. BPPN bertugas untuk melakukan rekapitalisasi dan restrukturisasi sektor perbankan yang terpukul keras akibat krisis 1998.

Memasuki awal 2000-an, Tom memulai perjalanannya di Farindo Investments sebelum kemudian mendirikan Quvat Management pada tahun 2006, perusahaan yang bergerak di bidang dana ekuitas swasta.

Sebelum beralih ke dunia politik, Tom menjabat sebagai presiden komisaris di PT Graha Layar Prima atau Blitz Megaplex dari tahun 2012 hingga 2014.

Pada tahun 2013, Tom mulai merambah dunia politik. Ia menjadi penasihat ekonomi serta penulis pidato untuk Gubernur DKI Jakarta saat itu, Joko Widodo. Ketika Jokowi memenangkan Pilpres 2014 dan menjadi presiden, Tom diikutsertakan ke Istana dengan peran yang sama.

Beberapa pidato Jokowi yang terkenal merupakan hasil buah pikirannya, seperti pidato “Game of Thrones” yang disampaikan pada pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali tahun 2018 dan pidato “Thanos” di Forum Ekonomi Dunia.

Karier politik Tom semakin menonjol saat ia dipercaya menjadi Menteri Perdagangan pada tahun 2015, dan kemudian menjadi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada tahun 2016-2019.

Namun, pada periode kedua Jokowi, Tom tidak lagi berada di lingkaran pemerintahan. Justru pada tahun 2021, ia berpindah haluan dengan bergabung bersama Anies Baswedan, dan menjadi Ketua Dewan PT Jaya Ancol, sebuah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Seiring dengan langkah Anies di Pilpres 2024, Tom turut masuk ke dalam tim suksesnya, yakni Tim Nasional Anies-Muhaimin (Timnas Amin). Tom menjabat sebagai co-captain Timnas Amin dan sempat menarik perhatian publik karena kritik kerasnya terhadap kebijakan Presiden Jokowi, terutama terkait hilirisasi industri yang menurutnya dilakukan dengan sembarangan.

Namun, akibat kritik tersebut, Tom menjadi sasaran serangan dari dua menteri, yaitu Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Kini, Tom Lembong resmi menjadi tersangka dalam kasus impor gula 2015-2016. Kasus ini mencuat karena dugaan bahwa ia, saat menjabat sebagai Menteri Perdagangan, memberikan izin kepada perusahaan swasta untuk mengimpor gula kristal mentah (GKM) yang kemudian diolah menjadi gula kristal putih (GKP).

Hal ini bertentangan dengan aturan yang menyebutkan bahwa impor GKP hanya boleh dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Atas dugaan pelanggaran ini, Tom dijerat dengan pasal 2 ayat 1 atau pasal 3 juncto pasal 18 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 serta pasal 55 KUHP. Jika terbukti bersalah, Tom Lembong terancam hukuman penjara seumur hidup.

Ads

Ikuti berita dan informasi terbaru Reformasi.co.id di Google News.

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Terkini