PendidikanPeringatan Hari Bumi Setiap 22 April, Ini Sejarah dan Urgensinya

Peringatan Hari Bumi Setiap 22 April, Ini Sejarah dan Urgensinya

Ads

Indramayu, Reformasi.co.id – Hari Bumi kembali diperingati pada 22 April, menandai salah satu gerakan lingkungan terbesar di dunia. Tahun ini, tema global yang diusung adalah Our Power, Our Planet, sebuah ajakan untuk bersatu demi energi terbarukan dan melipatgandakan kapasitas pembangkitan listrik bersih secara global hingga tiga kali lipat pada 2030.

Hari Bumi menjadi momentum internasional untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya konservasi lingkungan dan keberlanjutan. Setiap tahun, sekitar satu miliar orang dari berbagai negara mengambil bagian dalam kegiatan Hari Bumi, mulai dari aksi sederhana seperti menanam tanaman hingga demonstrasi besar menuntut perubahan kebijakan lingkungan.

Partisipasi masyarakat beragam. Ada yang memungut sampah, menanam pohon, hingga mengedukasi orang lain tentang ancaman perubahan iklim dan kehilangan keanekaragaman hayati. Kampanye resmi Hari Bumi berfokus pada peningkatan literasi lingkungan dan membangun solidaritas global untuk mengatasi masalah seperti deforestasi dan polusi.

Tema tahun ini menyoroti urgensi beralih ke energi bersih. Para pakar menegaskan bahwa tujuan tersebut penting untuk menjaga kenaikan suhu bumi tidak melebihi 1,5°C, batas ambang yang disepakati untuk mencegah dampak iklim yang paling buruk.

- Advertisement -

Hari Bumi pertama kali diperingati pada 1970. Saat itu, jutaan warga Amerika turun ke jalan, menuntut tindakan atas kerusakan lingkungan yang kian parah. Di New York, Fifth Avenue sempat lumpuh oleh demonstran. Di Boston, mahasiswa melakukan aksi diam bertajuk “die-in” di bandara Logan.

Kekhawatiran atas tumpahan minyak, polusi industri, dan lemahnya peraturan lingkungan mendorong Senator Gaylord Nelson dan aktivis Denis Hayes menggelar serangkaian teach-in untuk meningkatkan kesadaran publik. Gerakan ini berkembang menjadi protes nasional yang diikuti 20 juta warga dari berbagai latar belakang.

Dampak dari Hari Bumi 1970 sangat signifikan. Pemerintah Amerika Serikat mendirikan Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) dan mengesahkan sejumlah undang-undang penting, seperti Clean Air Act dan National Environmental Education Act.

Gerakan ini menjadi global pada 1990, ketika 200 juta orang dari 141 negara terlibat dalam kampanye daur ulang. Ini menjadi batu loncatan menuju Konferensi Bumi PBB 1992 di Rio de Janeiro yang melahirkan berbagai konvensi lingkungan internasional.

Hari Bumi terus relevan hingga kini. Krisis iklim kian nyata. Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) memperingatkan bahwa tanpa aksi segera untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, suhu bumi bisa melonjak 3,2°C sebelum akhir abad ini. Kenaikan ini akan membawa dampak bencana bagi ekosistem dan kehidupan manusia.

Organisasi Meteorologi Dunia mencatat bahwa periode 2015 hingga 2024 merupakan dekade terpanas yang pernah tercatat. Tahun 2024 diperkirakan menjadi tahun pertama dengan suhu rata-rata global melampaui 1,5°C dibandingkan masa pra-industri.

Laporan Risiko Global 2025 dari Forum Ekonomi Dunia menunjukkan bahwa separuh dari 10 ancaman terbesar dalam 10 tahun ke depan berasal dari krisis lingkungan, termasuk cuaca ekstrem, kerusakan keanekaragaman hayati, dan keruntuhan ekosistem.

Alam telah membantu memperlambat pemanasan global dengan menyerap lebih dari 50% emisi karbon selama dekade terakhir. Namun, spesies darat, laut, dan serangga terus punah dalam laju tercepat sejak 10 juta tahun terakhir. Aktivitas manusia seperti pertanian, pertambangan, dan pembangunan infrastruktur menjadi penyebab utama.

Dalam peringatan ke-55 tahun ini, Hari Bumi bukan sekadar simbol. Ia adalah seruan global untuk bertindak. Dari pemerintah hingga individu, dari pelaku usaha hingga komunitas, semua pihak diharapkan turut berkontribusi dalam menjaga masa depan bumi.

Karena masa depan kita, sangat bergantung pada keputusan dan aksi hari ini.

Ads

Ikuti berita dan informasi terbaru Reformasi.co.id di Google News.

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Terkini