Indramayu, Reformasi.co.id – Film Little Big Soldier merupakan salah satu karya ikonik dari Jackie Chan yang menunjukkan sisi lain dari kemampuannya sebagai aktor, bukan hanya melalui aksi laga, tetapi juga lewat komedi dan drama yang menyentuh.
Dirilis pada tahun 2010, film ini memadukan elemen aksi, petualangan, dan humor khas Chan dalam balutan latar sejarah Tiongkok kuno. Diproduksi oleh Jackie Chan sendiri, film ini menjadi proyek impian yang telah ia kembangkan selama hampir dua dekade sebelum akhirnya terealisasi.
Dengan memanfaatkan latar kekacauan zaman perang antar-negara (Periode Negara-Negara Berperang di Tiongkok), Little Big Soldier menyajikan narasi sederhana yang menyentuh tentang perdamaian, persahabatan, dan harapan.
Saksikan film ini di Bioskop TransTV pada Minggu (13/7/2025) pukul 23:00 WIB malam ini. Sebelum menyaksikannya, silakan simak sinopsis dan alur ceritanya berikut ini.
Daftar Isi
Sinopsis
Seorang prajurit tua dari negara Liang yang sudah lelah berperang, menemukan seorang jenderal muda dari negara musuh, Wei, yang terluka setelah pertempuran. Ia melihat ini sebagai kesempatan untuk mendapatkan hadiah besar: membebaskan dirinya dari wajib militer dengan cara membawa jenderal tersebut sebagai tawanan ke negaranya.
Namun perjalanan mereka ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Di tengah usaha kembali ke kampung halaman, keduanya menghadapi banyak rintangan dan mulai menjalin hubungan yang tidak terduga di antara dua orang dari kubu yang saling bermusuhan.
Alur Cerita
Kisah dimulai di sebuah medan perang yang sepi, dengan mayat-mayat berserakan. Dari reruntuhan itu, muncullah seorang prajurit tua yang pura-pura mati untuk menghindari pertempuran. Ia adalah tokoh utama kita, seorang tentara rendah pangkat dari negara Liang yang tak punya ambisi selain hidup damai.
Saat menyisir medan perang, ia menemukan seorang jenderal muda dari negara Wei yang terluka namun masih hidup. Tentara tua itu lalu menangkapnya, berharap bisa menyerahkannya kepada penguasa Liang sebagai tawanan perang demi imbalan tanah dan pembebasan dari kewajiban militer. Maka dimulailah perjalanan panjang mereka menuju negeri Liang.
Selama perjalanan, mereka menghadapi berbagai bahaya, mulai dari perampok, kelompok pemburu hadiah, hingga pasukan Wei yang dipimpin oleh kakak sang jenderal sendiri yang ternyata mengincar nyawanya untuk merebut kekuasaan. Di tengah konflik dan pengejaran itu, tumbuh benih-benih saling pengertian di antara keduanya. Si tentara tua yang naif tapi licik dan sang jenderal yang keras kepala mulai belajar dari satu sama lain.
Cerita mencapai puncaknya ketika mereka akhirnya tiba di tanah Liang, hanya untuk menyaksikan bahwa kerajaan itu sudah dihancurkan dan tidak ada lagi tempat yang bisa disebut sebagai rumah. Si tentara tua harus menghadapi kenyataan pahit bahwa seluruh perjalanannya sia-sia secara materi, tapi tidak secara moral.
Akhir film ini menyuguhkan kombinasi yang kuat antara tragis dan heroik, memperlihatkan bagaimana keinginan sederhana untuk hidup damai bisa menjadi sesuatu yang sangat berharga di tengah dunia yang diliputi peperangan.
Data Film
Elemen | Detail |
---|---|
Judul | Little Big Soldier |
Sutradara | Ding Sheng |
Penulis Skenario | Jackie Chan, Ding Sheng |
Produser | Jackie Chan |
Tahun Rilis | 2010 |
Negara Asal | Tiongkok, Hong Kong |
Bahasa | Mandarin |
Durasi | 96 menit |
Genre | Aksi, Petualangan, Komedi, Drama |
Pemeran Utama | Jackie Chan, Leehom Wang, Steve Yoo |
Rumah Produksi | JCE Movies Limited, Polybona Films |
Penutup
Little Big Soldier adalah film yang menyentuh dan menghibur dalam waktu bersamaan. Meski dibalut dalam latar sejarah penuh konflik, film ini justru menyampaikan pesan anti-perang yang kuat dengan cara yang sederhana namun mengena. Jackie Chan berhasil menampilkan karakter yang manusiawi—jauh dari tipikal jagoan tak terkalahkan—yang justru membuat film ini terasa lebih dalam dan membumi.
Film ini layak ditonton oleh siapa pun yang ingin melihat sisi lain dari film aksi sejarah Tiongkok, apalagi bagi penggemar Jackie Chan yang ingin menikmati penampilan dirinya dalam nuansa yang lebih reflektif dan emosional.
Sebuah karya yang tak hanya menghibur, tetapi juga meninggalkan kesan moral yang kuat tentang arti kehidupan, perdamaian, dan persaudaraan di tengah dunia yang penuh kekacauan.