Indramayu, Reformasi.co.id – Kehadiran ular berbisa maupun tidak kerap menimbulkan kepanikan seisi rumah. Sebab tamu tak diundang ini kerap membahayakan karena gigitannya yang tak bisa diremehkan.
Untuk itu, Rumah Zakat Kabupaten Indramayu melalui Kampus Relawan, pada Sabtu (26/10/2024) kemarin di Taman Puspa Bojongsari Indramayu, mengundang Team Rescue Cepat Indramayu (TRCI) yang terbiasa menangani kehadiran ular di lokasi yang tak diinginkan.
Pemateri TRCI, Budi, menyampaikan bahwa hal pertama yang perlu dilakukan ketika ular hadir di rumah adalah sebisa mungkin untuk tidak panik. Sebab menurutnya ketika seseorang panik, maka tindakan yang dilakukannya kerap menambah bahaya itu sendiri.
“Cara yang pertama adalah jauhi kepala ular tersebut. Baik ular berbisa maupun tidak, ular tetap bisa menggigit,” ungkap Budi.
Ia menjelaskan jika tim rescue posisinya jauh dan tidak bisa membantu secara cepat, maka hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengarahkan ular tersebut keluar dari rumah atau tempat-tempat yang sulit dijangkau oleh manusia.
Budi mencontohkan alat untuk mengusir ular bisa dengan sapu, tongkat, atau apa saja agar kepala ular tak bisa menjangkau tangan. Kemudian lemparkan ular tersebut ke arah yang diinginkan.
Jika punya nyali, lanjut Budi, pakai kain yang cukup tebal untuk menangkap ular tersebut di bagian ekornya. Tangkap ekornya dan upayakan agar kepalanya tidak bisa menjangkau tangan.
Budi juga menjelaskan berbagai mitos yang terjadi di masyarakat mengenai ular. Misalnya ada mitos yang menyatakan bahwa ular tidak mau masuk jika pintu rumah ditaburi garam.
“Garam tidak ada pengaruhnya sama sekali. Ular sama sekali tidak terganggu dengan taburan garam sebanyak apapun,” jelasnya sambil memperagakan penaburan garam diatas seekor ular kobra.
Sementara itu, Koordinator Relawan Rumah Zakat, Mohamad Toha, menjelaskan bahwa kegiatan ini diperuntukkan untuk menambah kemampuan relawan di bidang penanganan hewan reptil terutama ular.
“Kita berupaya membekali para relawan dengan kemampuan menangani ular. Sebab meskipun jarang, kondisi ini bisa saja terjadi tanpa direncanakan,” tutup Toha.