Damaskus, Reformasi.co.id – Pasukan pemberontak Suriah dilaporkan semakin mendekati jantung ibu kota Damaskus di tengah memanasnya kembali perang saudara. Pertahanan rezim Presiden Bashar Al Assad mulai menunjukkan tanda-tanda melemah, menimbulkan kekhawatiran besar bagi pendukung pemerintah.
Seorang warga lokal, sebagaimana dikutip dari CNN, mengungkapkan bahwa pemberontak telah memasuki kawasan Barzeh, salah satu lingkungan di Damaskus, dan saat ini tengah bertempur langsung melawan pasukan Assad.
“Saya melihat kelompok pemberontak bergerak melalui gang-gang di Barzeh menuju Jalan Klub Polisi. Suara pertempuran terdengar sangat jelas, listrik mati total, dan koneksi internet hampir tidak ada. Kebanyakan orang memilih tetap bersembunyi di rumah,” ujar warga tersebut.
Sementara itu, seorang pejabat keamanan Suriah menyebut situasi ini sebagai ancaman nyata bagi kelangsungan rezim Assad.
“Secara militer, Damaskus sudah jatuh,” ungkap seorang sumber yang memahami pergerakan pemberontak.
Sumber tersebut menambahkan bahwa unit pengintaian pemberontak sempat memasuki kota semalam dan mencoba menemukan Presiden Assad, meskipun upaya itu gagal.
Selain itu, operasi khusus pemberontak disebut telah berhasil merebut sejumlah lokasi strategis di Damaskus. Para pemberontak mengklaim sedang bernegosiasi dengan beberapa tokoh senior dalam rezim Assad yang diduga mempertimbangkan untuk membelot.
Sepanjang hari, kelompok anti-rezim dilaporkan terus bergerak dari tiga arah utama—utara, selatan, dan timur—menuju pusat kota Damaskus. Mereka bahkan telah mencapai wilayah pinggiran yang hanya berjarak sekitar 8 kilometer dari jantung ibu kota.
Komandan pemberontak Hassan Abdel Ghani, dalam pernyataannya pada Sabtu (7/12/2024), menyebut pasukan mereka telah memasuki fase akhir pengepungan terhadap Damaskus.
Namun, klaim ini ditolak keras oleh pemerintah Suriah. Kementerian Pertahanan Suriah menyatakan bahwa pasukan mereka masih sepenuhnya bertahan di sekitar Damaskus.
“Tidak ada kebenaran dalam laporan yang mengatakan bahwa pasukan kami telah ditarik dari wilayah ibu kota,” ujar Ghani dalam sebuah pernyataan.
Ketegangan di Damaskus semakin meningkat, sementara nasib rezim Assad kini berada di ujung tanduk.