Reformasi.co.id – Kitab Qurrotul Uyun adalah salah satu karya ulama klasik yang banyak dikenal di dunia Islam, terutama dalam lingkungan pesantren dan kalangan yang mendalami ilmu fiqh dan keluarga.
Kitab ini membahas secara khusus tentang etika, aturan, serta tuntunan dalam kehidupan berkeluarga, khususnya dalam hal pernikahan. Qurrotul ‘Uyun disusun sebagai panduan praktis yang mengatur hubungan suami istri berdasarkan ajaran Islam, berlandaskan Al-Qur’an dan hadis.
Penulis dari kitab ini adalah Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Umar Asy-Syafi’i yang dikenal juga sebagai Imam Sya’rani. Nama kitab ini secara harfiah berarti “Penyejuk Mata,” sebuah metafora untuk menggambarkan bahwa panduan yang ada di dalamnya bisa menjadi sumber kebahagiaan dan kesejukan bagi pasangan suami istri yang menerapkannya.
Sinopsis Isi Kitab
Kitab Qurrotul ‘Uyun sangat komprehensif dalam menjelaskan berbagai aspek kehidupan pernikahan. Di dalamnya terdapat pembahasan tentang hak dan kewajiban suami istri, adab-adab dalam rumah tangga, dan tuntunan mengenai kehidupan seksual dalam perspektif syariat Islam. Setiap topik dijelaskan dengan merujuk pada dalil-dalil dari Al-Qur’an dan hadis, serta pandangan ulama terdahulu.
Beberapa bab penting dalam kitab ini antara lain:
- Adab Meminang: Penulis memberikan pedoman tentang tata cara meminang calon pasangan secara Islam, termasuk kriteria yang baik untuk dipilih sebagai pasangan hidup.
- Hak dan Kewajiban Suami-Istri: Bab ini menjelaskan secara rinci apa saja yang menjadi hak suami terhadap istri dan sebaliknya. Termasuk di dalamnya adalah kewajiban dalam menjaga keharmonisan rumah tangga.
- Panduan Hubungan Suami Istri: Kitab ini juga membahas bagaimana hubungan suami istri dilakukan secara halal dan baik menurut syariat Islam, lengkap dengan adab-adab sebelum dan sesudahnya.
- Pentingnya Komunikasi: Selain hubungan fisik, kitab ini juga menekankan pentingnya komunikasi yang baik dan penuh cinta antara suami istri, agar kehidupan rumah tangga tetap harmonis.
- Pendidikan Anak: Setelah membahas hubungan suami istri, kitab ini menekankan pentingnya mendidik anak-anak sesuai dengan ajaran Islam.
Tinjauan Ulama Terhadap Kitab Ini
Qurrotul ‘Uyun banyak dipelajari di kalangan pesantren, terutama dalam kajian fiqh munakahat (fiqh pernikahan). Kitab ini dipandang sebagai rujukan praktis yang dapat memudahkan masyarakat awam dalam memahami dan mengamalkan syariat Islam dalam kehidupan rumah tangga. Dalam banyak halaqah (majelis pengajian), kitab ini digunakan sebagai bahan ajar karena bahasanya yang relatif mudah dipahami dan sarat dengan dalil.
Ulama-ulama besar seperti Imam Nawawi dan Imam Ghazali memberikan pandangan yang sejalan dengan isi kitab ini. Mereka menekankan pentingnya memahami etika dalam pernikahan, karena pernikahan bukan hanya sekadar hubungan fisik, tetapi juga merupakan ikatan spiritual yang sakral dalam pandangan Islam.
Keutamaan dan Relevansi Kitab Qurrotul ‘Uyun
Keutamaan dari Qurrotul ‘Uyun terletak pada kemampuannya menyajikan panduan yang mudah dicerna dan aplikatif bagi pasangan muslim. Kitab ini tidak hanya membahas persoalan teknis dalam hubungan suami istri, tetapi juga menanamkan nilai-nilai cinta, kesetiaan, dan penghormatan yang harus ada dalam keluarga. Meskipun kitab ini ditulis pada masa lampau, namun nilai-nilai yang ada di dalamnya tetap relevan hingga saat ini.
Dalam dunia modern yang penuh dengan tantangan bagi keluarga muslim, Qurrotul ‘Uyun hadir sebagai panduan yang menyinari jalan kehidupan rumah tangga agar sesuai dengan ajaran Islam. Kitab ini mengingatkan bahwa kebahagiaan sejati dalam pernikahan tidak hanya terletak pada aspek materi, tetapi juga pada aspek spiritual dan hubungan yang diridhoi oleh Allah SWT.
Penutup
Kitab Qurrotul ‘Uyun adalah salah satu dari sekian banyak warisan literatur Islam yang membahas tentang pernikahan dan kehidupan rumah tangga. Dengan mempelajari dan mengamalkan ajaran yang terdapat dalam kitab ini, diharapkan setiap pasangan muslim dapat membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah, serta menjadikan rumah tangga mereka sebagai ladang pahala di dunia dan akhirat.
