Tuesday, October 8, 2024
TeknologiSupermoon Bakal Muncul Pada 18 September 2024, Ini Makna dan Dampaknya

Supermoon Bakal Muncul Pada 18 September 2024, Ini Makna dan Dampaknya

Ads

Jakarta, Reformasi.co.id – Pada bulan September 2024, akan terjadi fenomena menarik berupa Supermoon atau Bulan Purnama Super yang juga disertai dengan Gerhana Bulan Sebagian (GBS).

Kedua peristiwa ini akan berlangsung pada Rabu (18/9/2024). Sayangnya, fenomena gerhana ini tidak bisa diamati dari Indonesia.

Menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Supermoon di Indonesia akan mencapai puncaknya pada Rabu, 18 September 2024 pukul 09.34 WIB.

Bulan akan terlihat penuh selama beberapa hari sebelum dan setelah tanggal tersebut, tepatnya dari malam Selasa hingga pagi Kamis.

- Advertisement -

Fenomena ini dikenal dengan nama Harvest Moon atau Corn Moon, karena bertepatan dengan musim panen di belahan bumi utara.

Bulan Purnama kali ini juga merupakan Supermoon karena posisinya yang lebih dekat dengan Bumi, akibat fenomena Ekuinoks. Hasilnya, Bulan akan tampak lebih besar dan bersinar lebih terang daripada biasanya.

Apa Itu Supermoon?

Istilah “Supermoon” pertama kali diperkenalkan oleh astrolog Richard Nolle pada tahun 1979. Supermoon terjadi ketika Bulan Purnama berada dalam jarak 90% terdekat dari Bumi.

Karena Bulan Baru tidak dapat dilihat dengan jelas dari Bumi, perhatian lebih banyak tertuju pada Purnama Supermoon, yang dikenal sebagai Bulan Purnama paling besar dan terang sepanjang tahun.

Di sisi lain, Gerhana Bulan Sebagian yang juga terjadi pada 18 September 2024 hanya dapat dilihat dari Amerika, Eropa, Afrika, sebagian Asia selatan, serta wilayah lautan Atlantik, Pasifik, dan Arktik. Indonesia tidak termasuk dalam wilayah yang dapat menyaksikan fenomena ini.

Dampak Supermoon juga perlu diwaspadai, terutama di daerah pesisir. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa fenomena ini dapat memicu pasang maksimum air laut. Oleh karena itu, masyarakat yang tinggal di sekitar pantai diimbau untuk tetap waspada.

Fenomena Supermoon terjadi karena orbit Bulan yang mengelilingi Bumi berbentuk elips, bukan lingkaran sempurna. Akibatnya, ada momen ketika Bulan lebih dekat ke Bumi, yaitu saat Bulan berada di titik terdekat atau yang dikenal dengan Perigee.

Fenomena Supermoon terjadi ketika Bulan berada pada fase purnama di titik Perigee, membuatnya tampak lebih besar dan lebih terang.

Ads

Ikuti berita dan informasi terbaru Reformasi.co.id di Google News.

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Terkini