Indramayu, Reformasi.co.id – Apple resmi memperkenalkan iPhone 16e sebagai penerus iPhone SE (2022). Namun, di balik peluncurannya, perangkat ini tampaknya ditujukan untuk segmen pasar yang sangat spesifik.
iPhone 16e dibanderol mulai dari 599 dolar AS atau Rp9.794.400 dengan kurs di angka Rp16.000. Hanya terpaut 200 dolar dari iPhone 16. Dibandingkan dengan iPhone SE (2022) yang diluncurkan dengan harga 429 dolar, kenaikan ini cukup signifikan.
Strategi ini tampak disengaja, mengingat konsumen yang siap mengeluarkan 599 dolar kemungkinan besar lebih mudah tergoda untuk menambah sedikit biaya demi mendapatkan flagship sesungguhnya.
Hal ini merupakan contoh nyata dari strategi “decoy pricing” Apple, di mana harga yang ditawarkan membuat model flagship tampak lebih menarik dibandingkan pilihan kelas menengahnya.
Lebih jauh, posisi iPhone 16e sebagai perangkat yang “terjangkau” juga dipertanyakan ketika melihat bahwa model flagship tahun lalu, seperti iPhone 15, kini tersedia dengan harga yang hampir sama.
iPhone 15 menawarkan berbagai fitur unggulan seperti kamera ultrawide, sensor-shift OIS, layar lebih terang, serta dukungan MagSafe dan Qi2โfitur yang absen pada iPhone 16e.
Satu-satunya keunggulan utama iPhone 16e adalah penggunaan chip terbaru, A18 Bionic. Namun, dalam era smartphone modern, performa chipset tidak lagi menjadi faktor krusial, mengingat chipset sebelumnya, seperti A16 Bionic pada iPhone 15, masih mampu menjalankan berbagai tugas berat dengan baik.
Daya tarik terbesar iPhone 16e tampaknya hanya terletak pada peningkatan daya tahan baterai.
Ada indikasi kuat bahwa iPhone 16e lebih ditargetkan untuk pasar Asia. Amerika Utara masih menjadi pasar utama Apple, dan perusahaan ini tampaknya tidak ingin konsumen setianya terbiasa memilih opsi lebih murah dibandingkan flagship.
Jika Apple benar-benar ingin menghadirkan iPhone terjangkau untuk semua, perusahaan seharusnya merilisnya secara rutin. Namun, langkah tersebut berisiko merusak citra premiumnya.
Penjualan iPhone di Eropa pun stagnan sejak 2019, sementara di India, penjualannya meningkat pesat dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata 52,52% antara 2019 hingga 2023, menurut data Statista. Sebagai perbandingan, pertumbuhan di Amerika Serikat hanya mencapai 5,45% dalam periode yang sama.
Apple kini semakin berupaya menarik pengguna Android agar beralih ke ekosistemnya. Dengan semakin sedikitnya konsumen yang rutin mengganti ponsel, Apple tidak lagi hanya mengandalkan penjualan perangkat keras.
Oleh karena itu, memperluas basis pengguna di pasar negara berkembang menjadi strategi penting, dan iPhone 16e bisa menjadi pintu masuk bagi ratusan juta calon pengguna baru ke dalam ekosistem Apple.