Reformasi.co.id – Raphaël Xavier Varane (Lille, 1993) resmi mengakhiri kariernya. Bek tengah yang pernah bermain untuk Lens, Real Madrid, dan Manchester United ini gantung sepatu pada usia 31 tahun akibat cedera yang tak kunjung sembuh.
Varane sebenarnya baru saja bergabung dengan Como, klub yang dibela oleh Cesc Fàbregas. Namun, dia hanya sempat tampil 23 menit dalam pertandingan Coppa Italia melawan Sampdoria (berakhir 1-1) sebelum akhirnya digantikan.
Pada momen itu, mungkin Varane sudah memutuskan untuk mengucapkan selamat tinggal. Bahkan, Como tidak memasukkannya dalam daftar pemain untuk Serie A atas permintaannya sendiri.
Setelah bertahun-tahun berjuang melawan cedera, terutama masalah meniskus yang membatasi pergerakannya dan menghambat latihannya, Varane akhirnya memilih untuk mengakhiri kariernya di lapangan hijau.
Berikut pernyataan resmi dari Varane:
“Selama karier saya, saya telah menghadapi banyak tantangan dan bangkit berulang kali. Banyak hal yang awalnya terasa mustahil menjadi mungkin. Saya mengalami emosi yang luar biasa, momen-momen spesial, dan kenangan yang akan abadi. Setelah merenungkan perjalanan ini, saya dengan bangga mengumumkan bahwa saya mundur dari sepak bola, olahraga yang kita cintai, dengan perasaan puas dan bangga.
Saya tetap berada di level tertinggi, dan saya ingin mengakhiri karier ini dengan kuat, bukan sekadar bertahan di lapangan. Dibutuhkan keberanian untuk mendengarkan kata hati dan naluri kita. Hasrat dan kebutuhan adalah dua hal yang berbeda. Saya telah jatuh dan bangkit ribuan kali, tetapi kali ini, sudah saatnya saya berhenti. Pertandingan terakhir saya adalah kemenangan di Wembley, sebuah akhir yang sempurna.
Saya selalu menikmati berjuang untuk diri sendiri, klub, negara, rekan-rekan setim, serta para pendukung setiap tim yang pernah saya bela. Mulai dari Lens, Madrid, Manchester, hingga tim nasional Prancis, saya telah memberikan yang terbaik untuk setiap seragam yang saya kenakan, dan saya mencintai setiap momen dalam perjalanan ini. Bermain di level tertinggi adalah pengalaman yang luar biasa. Itu menguji batas fisik dan mental kita. Emosi yang dirasakan di lapangan tidak akan ditemukan di tempat lain. Sebagai atlet, kita tidak pernah merasa puas, tidak pernah berhenti meraih kesuksesan. Itu sudah menjadi sifat kita.
Saya tidak menyesal, tidak ada yang ingin saya ubah. Saya meraih lebih banyak dari apa yang pernah saya bayangkan. Namun, lebih dari sekadar trofi dan penghargaan, saya bangga karena saya tetap setia pada prinsip saya, dan saya berusaha untuk selalu meninggalkan sesuatu yang lebih baik di setiap tempat yang saya singgahi. Saya berharap telah membuat Anda semua bangga.”
Raphaël Varane menutup kariernya dengan 22 gelar bergengsi. Meski baru berusia 31 tahun, ia telah meraih hampir semua trofi, baik di level klub maupun tim nasional. Hanya gelar Euro yang belum berhasil diraihnya.
Selama membela Real Madrid, Varane memenangkan tiga gelar La Liga, satu Copa del Rey, tiga Supercopa de España, empat trofi Liga Champions, tiga Piala Super Eropa, dan empat Piala Dunia Antarklub.
Di Manchester United, ia berhasil meraih satu FA Cup dan satu Carabao Cup. Sementara di timnas Prancis, Varane membawa negaranya menjuarai Piala Dunia 2018 dan UEFA Nations League 2020-2021.
Varane mencatatkan 573 pertandingan dan 26 gol sepanjang kariernya. Dia memulai debut profesionalnya bersama Lens pada usia 17 tahun sebelum pindah ke Real Madrid pada 2011 dengan biaya 11 juta euro, berkat rekomendasi dari Zinedine Zidane yang saat itu menjadi penasihat klub.
Catatan karier Varane di berbagai klub:
- Lens: 24 pertandingan, 2 gol
- Real Madrid: 360 pertandingan, 17 gol
- Manchester United: 95 pertandingan, 2 gol
- Como: 1 pertandingan, 0 gol
Sepanjang kariernya, Varane sering bermain bersama bintang-bintang dunia, seperti Karim Benzema (318 pertandingan), Luka Modric (268 pertandingan), hingga Sergio Ramos (228 pertandingan).
Cedera meniskus yang dialami Varane menjadi salah satu momok terbesar dalam kariernya. Pada tahun 2013, ia menjalani operasi untuk mengangkat sebagian meniskus kanan. Banyak yang meragukan apakah ia bisa kembali ke performa puncaknya, tetapi Varane mampu bangkit dan menjadi salah satu bek andalan Real Madrid, terutama di bawah asuhan Zidane.
Rekomendasi dari Zidane membawa Varane ke Real Madrid. Varane sendiri awalnya tak menyangka mendapat tawaran dari klub sebesar itu.
Dalam sebuah wawancara, ia pernah bercerita bagaimana Zidane meneleponnya ketika dia masih bersekolah, dan tanpa sadar ia meminta Zidane untuk menelepon di lain waktu karena sedang sibuk.
Namun, keputusan bergabung dengan Madrid menjadi salah satu langkah terpenting dalam hidupnya, dan sisanya adalah sejarah.