Google Doodle memunculkan Sapardi Joko Damono, seorang sasatrawan kebanggaan Indonesia, pada hari Senin ini (20/3). Doodle merayakan ulang tahun Sapardi yang ke-83.
Gambar di tampilan depan halaman Google Indonesia ini, menampilkan sosok Sapardi dengan memakai payung. Latar belakangnya sebuah hutan yang rimbun.
Lantas, siapakah Sapardi Joko Damono?
Profil Sapardi Joko Damono
Sapardi Joko Damono adalah seorang penyair, penulis, dan guru besar sastra Indonesia yang lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada 20 Maret 1940.
Ia adalah salah satu tokoh sastra Indonesia yang diakui secara internasional dan dianggap sebagai salah satu penyair terbesar di Indonesia.
Sapardi menempuh pendidikan di Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta dan meraih gelar sarjana sastra pada tahun 1966.
Kemudian, ia melanjutkan pendidikan di Universitas Cornell di Ithaca, New York, Amerika Serikat dan meraih gelar master of arts di bidang sastra Inggris pada tahun 1970.
Setelah lulus, Sapardi mengajar di UGM dan kemudian pindah ke Jakarta untuk mengajar di Universitas Indonesia (UI) hingga ia pensiun pada tahun 2005.
Selama karirnya sebagai pengajar, ia juga pernah menjadi dosen tamu di berbagai universitas di Amerika Serikat dan Jepang.
Karya Sapardi Joko Damono
Sebagai seorang penulis, Sapardi telah menghasilkan karya-karya sastra yang beragam, termasuk puisi, prosa, esai, dan kritik sastra.
Karyanya telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk Inggris, Prancis, Jerman, dan Jepang. Beberapa karya terkenalnya antara lain adalah Hujan Pagi (1992), Sendiri Dalam Waktu (1987), dan Perahu Kertas (1988).
Perahu Kertas kemudian diadaptasi menjadi film pada tahun 2012 dengan judul yang sama, yang menjadi salah satu film terlaris di Indonesia.
Sapardi juga telah menerima berbagai penghargaan atas karyanya, baik dari dalam maupun luar negeri. Ia memenangkan penghargaan SEA Write Award pada tahun 1996, penghargaan sastra Pusat Bahasa pada tahun 1997, dan penghargaan Achmad Bakrie pada tahun 2001.
Ia juga menjadi salah satu penerima Penghargaan Kebudayaan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2015.
Selain sebagai penulis dan pengajar, Sapardi juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan budaya. Ia pernah menjadi ketua Yayasan Mudra Swari Saraswati yang bergerak di bidang seni tari dan menjadi anggota Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sapardi dikenal sebagai penyair yang menulis dengan gaya yang sederhana dan menyentuh hati. Tema-tema yang sering diangkat dalam karyanya adalah tentang kehidupan sehari-hari, cinta, dan kemanusiaan.
Beberapa kutipan dari karyanya yang terkenal antara lain “Aku Ingin” yang menjadi judul sebuah buku kumpulan puisinya dan “Sedang Tak Sedang” yang menggambarkan perasaan yang rumit dalam sebuah hubungan.
Sapardi meninggal dunia pada 19 Juli 2020 di Jakarta pada usia 80 tahun. Namun, karyanya akan terus dikenang dan menjadi inspirasi bagi generasi muda sastra
Indonesia. Ia menjadi salah satu penyair yang sangat berpengaruh di Indonesia dan memperkenalkan gaya penulisan yang sederhana namun dalam dan bermakna.
Selain itu, Sapardi juga dikenal sebagai penyair yang sangat konsisten dalam menghasilkan karya-karyanya. Ia telah menulis puisi sejak usia 16 tahun dan terus menulis hingga akhir hayatnya.
Karyanya sangat banyak dan beragam, yang mencakup puisi, cerpen, esai, dan kritik sastra. Salah satu karya terbarunya adalah “Sajak-Sajak Sunda” yang diterbitkan pada tahun 2018 dan mencakup puisi-puisi dalam bahasa Sunda.
Mengenal Sastra Sapardi Joko Damono
Sapardi juga sangat terbuka dalam menyampaikan pandangan dan pendapatnya terkait dengan berbagai isu sosial dan budaya. Ia menjadi salah satu sosok yang sangat menghargai kesetaraan gender dan memperjuangkan hak-hak perempuan.
Ia juga aktif dalam memperjuangkan kebebasan berekspresi dan memberikan dukungan bagi para pengarang yang dianggap kontroversial.
Sapardi juga memperkenalkan konsep “sastra untuk kemanusiaan” yang menjadi landasan dalam menulis karya-karyanya.
Ia berpendapat bahwa sastra bukan hanya sebagai hiburan semata, namun juga sebagai sarana untuk menginspirasi, memotivasi, dan memperjuangkan keadilan sosial. Hal ini tercermin dalam puisi-puisinya yang sangat humanis dan memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan.
Karyanya juga sangat memengaruhi perkembangan sastra Indonesia pada era pasca-kolonial. Ia menjadi salah satu dari sedikit penyair yang berhasil mengubah cara pandang masyarakat Indonesia terhadap puisi dan sastra.
Sapardi membuka jalan bagi generasi muda untuk mengekspresikan diri dan menciptakan karya-karya sastra yang lebih bebas dan kreatif.
Selain sebagai seorang penulis, Sapardi juga merupakan seorang guru besar di Universitas Indonesia. Ia sangat aktif dalam membina para penulis muda dan memperkenalkan mereka pada berbagai teknik penulisan.
Sapardi menjadi panutan bagi banyak penulis muda dan menjadi salah satu tokoh sastra Indonesia yang sangat dihormati.
Dalam kesimpulan, Sapardi Joko Damono adalah salah satu tokoh sastra Indonesia yang sangat berpengaruh dan diakui secara internasional. Ia telah menghasilkan banyak karya-karya sastra yang sangat berharga dan memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan sastra Indonesia.
Karyanya sangat memengaruhi gaya penulisan dan pandangan masyarakat Indonesia terhadap puisi dan sastra. Ia akan selalu dikenang sebagai salah satu penyair terbesar Indonesia dan tetap menjadi inspirasi bagi para penulis muda di Indonesia.