Reformasi.co.id – Kekhawatiran akan lonjakan harga hingga kelangkaan beras di Kabupaten Indramayu tidak berdasar. Sebab stok beras di Indramayu masih cukup hingga Maret 2023 mendatang.
Hal itu disampaikan oleh Plt. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu, Muhammad Iqbal. Bahkan Iqbal menjelaskan Indramayu memiliki surplus beras.
Menurut Iqbal produksi padi di Indramayu pada tahun 2022 sebesar 1,79 ton Gabah Kering Pungut (GKP) atau setara degan 1,32 ton Gabah Kering Giling (GKG). Jika dikonversi menjadi beras, maka ada 818,40 ribu ton beras.
Iqbal kemudian menghitung rata-rata kebutuhan beras per orang adalah 111,3 kilogram per tahun. Maka dengan jumlah penduduk Indramayu sebanyak 1,8 juta jiwa, maka kebutuhan berasnya adalah 208,13 ribu ton beras selama setahun.
“Maka Indramayu mengalami surplus beras kurang lebih 610,27 ribu ton setiap tahun,” terang Iqbal pada Rabu (25/1).
Iqbal juga menjelaskan saat ini beras Indramayu masih sangat cukup untuk memasok kebutuhan pasar. Untuk kebutuhan konsumsi pangan masyarakat Indramayu, beras yang ada bisa cukup sampai akhir Februari 2023.
Awal Maret depan, Indramayu sudah mulai panen raya, sehingga menurut Iqbal stok beras akan kembali berlimpah.
Ia juga menyatakan hasil panen di Indramayu cukup bagus, sehingga ditetapkan sebagai lumbung pangan nasional. Ia menegaskan daerah ini tidak butuh beras impor untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Sesuai arahan Bupati Nina da visinya Indramayu Bermartabat, kami akan terus berupaya mempertahankan dan meningkatkan produksi padi di Indramayu,” tegas Iqbal.
Sebelumnya kondisi stok beras di Indramayu juga dinyatakan aman oleh Kepala Bulog Cabang Indramayu, Dandy Arianto.
Dandy menjelaskan rencana impor beras 5.000 ton baru wacana. Saat ini pihaknya sudah menghitung stok beras di Indramayu aman sampai Februari 2023, bahkan kondisinya surplus.