Cirebon, Reformasi.co.id – Dua rupang bersejarah dari Vihara Dewi Welas Asih, Kota Cirebon, dilaporkan hilang setelah dicuri pada Minggu malam, 12 Januari 2025. Patung-patung dewa yang berfungsi sebagai pengawal Dewa Kwan Kong itu diperkirakan berusia ratusan tahun dan memiliki nilai historis yang tak ternilai.
Yeni, salah satu pengurus vihara, menjelaskan bahwa kedua rupang tersebut telah menjadi bagian dari vihara sejak bangunan tersebut berdiri pada tahun 1595. Ia memperkirakan usia rupang mencapai 200 hingga 400 tahun, menjadikannya peninggalan yang sangat berharga.
“Umurnya ratusan tahun, mungkin sekitar 200-400 tahun. Banyak yang bilang, rupang ini ada sejak vihara berdiri,” ungkap Yeni pada Senin (13/1/2025).
Menurutnya, kedua patung tersebut terbuat dari kayu, bukan logam seperti kuningan. Ia menduga material kayu itu didatangkan langsung dari Tiongkok, mengingat usia dan gaya pembuatannya.
“Kayunya kemungkinan berasal dari Tiongkok,” tambah Yeni.
Meskipun memungkinkan untuk membuat replika kedua rupang, yakni Rupang Guan Ping dan Rupang Zhou Cang, Yeni menegaskan bahwa nilai historis keduanya tak dapat digantikan. Kehilangan ini dirasakan sebagai pukulan berat bagi umat Buddha di Cirebon.
“Kalau membuat yang baru sih gampang, tapi nilai historisnya sangat besar. Itu yang membuat kami merasa sangat kehilangan,” ujarnya penuh haru.
Insiden pencurian ini diketahui terjadi sekitar pukul 19.30 WIB dan baru disadari pada pukul 21.00 WIB.
Hingga kini, pihak vihara belum memberikan informasi lebih lanjut mengenai pelaku maupun langkah pelacakan untuk menemukan kembali kedua patung berharga tersebut.
Vihara Dewi Welas Asih dikenal sebagai salah satu vihara tertua di Indonesia. Berdiri sejak 1595, vihara ini telah menjadi pusat spiritual dan tempat ibadah umat Buddha di Cirebon.
Sejarah panjangnya menjadikan vihara ini sebagai salah satu warisan budaya yang berharga bagi masyarakat.