Reformasi.co.id – Rabu Wekasan atau rebo wekasan adalah salah satu tradisi yang dijalankan oleh masyarakat Jawa, yang bertepatan dengan Rabu terakhir di bulan Safar dalam kalender Hijriah.
Menurut kalender Hijriah Indonesia 2024 yang diterbitkan oleh Kementerian Agama RI, tanggal 1 Safar jatuh pada 6 Agustus 2024, dan bulan Safar akan berakhir pada 4 September 2024, menjadikannya bulan yang digenapkan menjadi 30 hari.
Makna Rabu Wekasan
Rabu Wekasan dikenal juga sebagai Rabu Pungkasan atau Rebo Wekasan, yang berarti Rabu terakhir. Kata “Rebo” dalam bahasa Jawa berarti Rabu, sedangkan “Wekasan” berarti akhir.
Oleh karena itu, Rabu Wekasan berarti hari Rabu yang terakhir di bulan Safar. Tradisi ini adalah salah satu bentuk kearifan lokal Islam Nusantara yang masih dipelihara hingga saat ini, terutama di wilayah Pati dan Kudus. Selain di Jawa, tradisi ini juga dikenal di beberapa daerah lain di luar Jawa.
Latar Belakang Tradisi Rabu Wekasan
Tradisi Rabu Wekasan dipandang sebagai upaya manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT agar dijauhkan dari bala atau musibah.
Menurut penelitian Nurozi yang merujuk pada pendapat Abdul Hamid Quds dalam kitab “Kanzun Najah wa Surur fi Fadhail al Azminah wa Shuhur,” setiap tahun pada Rabu terakhir bulan Safar, Allah SWT menurunkan 320.000 jenis bala ke bumi.
Hari tersebut dianggap sebagai hari paling berat dalam setahun, dan siapa saja yang melaksanakan sholat 4 rakaat pada hari itu akan dijaga dari bala hingga satu tahun penuh.
Perdebatan Ulama tentang Sholat Rabu Wekasan
Meskipun sholat Rabu Wekasan ini tidak ditemukan dalam syariat yang resmi, beberapa ulama seperti Syeikh Abdul Hamid bin Muhammad Quds al-Maki dalam kitabnya “Kanz al-Najah wa al-Surur” menyebutkan bahwa sholat ini boleh dilakukan dengan niat sebagai sholat sunnah mutlak, bukan khusus untuk Rabu Wekasan.
Tata Cara Pelaksanaan Sholat Sunnah Rabu Wekasan
Berikut adalah tata cara pelaksanaan sholat sunnah Rabu Wekasan yang dapat diniatkan sebagai sholat sunnah mutlak:
- Niat Sholat Sunnah Mutlak Dua Rakaat:
أُصَلِّيْ سُنَّةً رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushallî sunnatan rak’ataini lillâhi ta’âla
“Saya niat sholat sunnah dua rakaat karena Allah ta’ala.” - Bacaan Setelah Al-Fatihah:
Setiap rakaat, bacalah Surat Al-Kautsar 17 kali, Surat Al-Ikhlas 5 kali, serta Surat Al-Falaq dan Surat An-Nas masing-masing sekali. - Pelaksanaan Sholat:
Lakukan sholat sebagaimana sholat sunnah biasa selama dua rakaat. - Doa Setelah Salam:
Setelah selesai sholat, disarankan untuk membaca doa-doa tertentu yang telah diajarkan. - Pengulangan Sholat:
Sholat sunnah mutlak dua rakaat ini dapat dilakukan dua kali untuk mendapatkan berkah yang lebih.
Doa Rabu Wekasan
Setelah selesai melaksanakan sholat, ada doa khusus yang dapat dibaca untuk memohon perlindungan dari Allah SWT pada hari tersebut.
Bacaan doanya cukup panjang dan melibatkan permohonan perlindungan dari segala macam bala yang mungkin turun pada hari itu. Berikut doanya:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. اَللّهُمَّ يَا شَدِيدَ الْقُوى، وَيَا شَدِيدَ الْمِحَالَ، يَاعزِيزُ، يَا مَنْ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيع عَلَّقِكَ، اكْفِنِي مِنْ شَرِّ جَمِيع خَلْقِكَ، يَا مُحْسِنُ، يَا مُجملُ، يَا مُتفضِلُ، يَا مُنْعِمُ، يَا مُتَكَرِّمُ، يَا مَنْ لاَ إلهَ إِلَّا أَنْتَ، ارْحَمْنِي بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ. اَللّهُمَّ بِسِرِّ الْحَسَنِ، وَأَخِيْهِ، وَجَدِّهِ، وَأَبِيهِ، وَأُمِّهِ، وَبَنِيْهِ، اِكْفِنِي شَرَّ هَذَا الْيَوْمِ، وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ، يَا كَافِيَ الْمُهِمَّاتِ، يَا دَافِعَ الْبَلِيَّاتِ، فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ، وَحَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ، وَلَا حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ، وَصَلَّى الله عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Tradisi Rabu Wekasan ini mencerminkan kepercayaan dan kearifan lokal yang kuat dalam masyarakat Jawa, sekaligus menunjukkan bagaimana budaya dan agama dapat bersatu dalam membentuk praktik keagamaan yang unik dan bermakna.