Reformasi.co.id – Bentrokan di PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) Morowali diduga dipicu karena pekerja lokal yang melakukan mogok kerja diserang oleh pekerja asing asal China.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Dewan Perwakilan Cabang (DPC) Serikat Pekerja Nasional (SPN) Morowali dan Morowali Utara, Katsaing. Menurutnya, sebagaimana dikutip dari Tempo.co, banyak orang tidak melihat latar belakang dari kisruh itu.
Menurut Katsaing, sebelum terjadinya bentrok pada Sabtu (14/1) lalu, pihaknya sudah melakukan mogok kerja dengan didahului perundingan dan mediasi antara berbagai pihak.
“Sejak bulan September, teman-teman sudah melakukan mogok,” ungkap katsaing, Selasa (17/1) malam.
Pada saat itu, menurut Katsaing, tidak ada kejadian karena pekerja china tidka melakukan upaya-upaya yang meungkin bisa memicu.
Sebelum melakukan mogok kerja, Katsaing juga mengatakan tidak ada keputusan dari pemerintah, baik Dinas Tenaga Kerja maupun Pemkab Morowali Utara. Mereka tidak mengambil keputusan terkait persoalan-persoalan yang dituntut serikat pekerja.
Perundingan pun sempat diundur karena manajemen PT GNI pusat tidak hadir. Lantas ketika 13 Januari 2023 perundingan terjadi, PT GNI menolak perjanjian bersama karena keberadaan serikat pekerja di PT GNI tidak diakui.
Akhirnya, menurut Katsaing, dari situlah para pekerja lokal kemudian melakukan konsolidasi untuk melakukan mogok kerja yang lebih luas. Namun dikabarkan ada pekerja didalam yang ingin bergabung, dihalang-halangi dari staf atau pengawas didalam.
“Saat teman-teman ingin memastikan kabar tersebut, justru mendapatkan penyerangan dari pekerja China tadi,” pungkas Katsaing.
