Thursday, February 20, 2025
PendidikanViral, Siswa Menunggak SPP Dihukum Duduk di Lantai

Viral, Siswa Menunggak SPP Dihukum Duduk di Lantai

Ads

Medan, Reformasi.co.id – Kota Medan digemparkan dengan kisah seorang siswa kelas IV SD Yayasan Abdi Sukma, MI (10), yang terpaksa duduk di lantai kelas karena menunggak biaya sekolah selama tiga bulan. Peristiwa ini menjadi viral di media sosial dan memancing simpati berbagai pihak.

Kamelia (38), ibu dari MI, menangis saat melihat anaknya duduk di lantai keramik sejak 6 Januari hingga 8 Januari 2025 tanpa diizinkan mengikuti pelajaran.

“Saya sempat menangis, ‘Ya Allah, kok begini sekali,’” ungkapnya dengan nada penuh emosi.

Sebagai seorang relawan Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP), Kamelia kerap membantu masyarakat yang membutuhkan. Namun, kehidupan keluarganya tidaklah mudah.

- Advertisement -

Suaminya bekerja sebagai kuli bangunan, sementara biaya pendidikan anaknya bergantung pada bantuan dana seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP), yang sayangnya belum cair.

Kamelia mengungkapkan, ia awalnya tidak percaya anaknya dihukum duduk di lantai. Namun, setelah mendengar cerita dari teman-teman MI, ia segera mendatangi sekolah. Perlakuan ini membuatnya merasa sangat sedih dan tidak adil.

“Kalau mau menghukum, hukum saya saja, bukan anak saya yang hanya ingin belajar,” tegasnya.

Wali kelas berinisial HRYT mengklaim tindakan tersebut sesuai aturan sekolah, yakni melarang siswa yang belum melunasi SPP untuk mengikuti pelajaran.

Karena MI tidak mau pulang, HRYT menyuruhnya duduk di lantai selama jam pelajaran berlangsung.

Juli Sari, Kepala Sekolah Yayasan Abdi Sukma, menyatakan bahwa tindakan wali kelas tersebut adalah inisiatif pribadi tanpa konfirmasi dengan pihak sekolah.

“Tidak ada kebijakan dari sekolah yang menginstruksikan siswa duduk di lantai karena tunggakan SPP. Kami telah meminta maaf kepada orang tua siswa,” jelasnya.

Pihak sekolah juga tengah mengkaji sanksi terhadap wali kelas HRYT, yang kini telah diskors.

Sejumlah relawan telah menawarkan bantuan untuk melunasi tunggakan SPP MI. Meski begitu, Kamelia berharap kejadian ini menjadi pelajaran agar tidak ada lagi anak-anak yang dipermalukan karena masalah ekonomi.

“Anak saya hanya ingin belajar. Jangan perlakukan anak lain seperti ini,” ujarnya haru.

Ads

Ikuti berita dan informasi terbaru Reformasi.co.id di Google News.

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Terkini