Saturday, April 27, 2024
NasionalPBNU Sikapi Usulan Penghapusan Sidang Isbat

PBNU Sikapi Usulan Penghapusan Sidang Isbat

Jakarta – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, menanggapi usulan dari Muhammadiyah terkait sidang isbat dalam menetapkan awal bulan Ramadhan dan Idul Fitri.

Menurutnya, sidang isbat merupakan aturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, dan penghapusannya memerlukan proses yang panjang.

Dalam keterangan pers yang disampaikan di Gedung PBNU, Gus Yahya menyatakan bahwa sidang isbat adalah ketentuan pemerintah yang telah menjadi aturan. Ia menekankan bahwa untuk menghapusnya, proses panjang dan pengkajian mendalam diperlukan.

“Tidak bisa tiba-tiba kalau misalnya Menteri Agama tiba-tiba bilang tahun ini nggak ada sidang isbat, tentu kami akan protes juga karena ini sudah jadi aturan,” ungkap Gus Yahya, sebagaimana dikutip dari laman NU Online pada Minggu (10/3/2024).

Selain itu, Gus Yahya menjelaskan bahwa sidang isbat diselenggarakan untuk menjaga harmoni masyarakat selama bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri.

Ia mengingatkan bahwa usulan sidang isbat sendiri berasal dari Muhammadiyah, dan tujuannya adalah agar harmoni masyarakat tetap terjaga.

“Tapi kalau bagi Nahdlatul Ulama kami tetap saja berpegang pada pandangan bahwa awal Ramadhan dan Idul Fitri itu ditentukan berdasarkan hasil rukyah hilal. Nah, karena ada aturan bahwa pemerintah melakukan sidang isbat, maka kami dengan ini menyandarkan diri kepada hasil sidang isbat itu sendiri dari pemerintah,” tegas Gus Yahya.

Gus Yahya menegaskan bahwa PBNU akan tetap mengikuti prosedur dan hasil sidang isbat yang ditetapkan oleh pemerintah.

Meskipun memiliki pandangan bahwa awal bulan suci ditentukan berdasarkan rukyah hilal, PBNU menghormati keputusan pemerintah yang menyelenggarakan sidang isbat.

Dalam konteks bulan suci Ramadhan, Gus Yahya juga menyoroti pentingnya meningkatkan spiritualitas dan menghindari ceramah yang memuat provokasi. Ia mengajak umat Islam untuk fokus pada pendekatan diri kepada Allah swt.

“Mari kita manfaatkan bulan Ramadhan ini untuk meningkatkan ikhtiar rohani kita,” tambahnya.

Gus Yahya mengingatkan bahwa perbedaan pandangan adalah hal yang biasa, dan masyarakat seharusnya tidak terganggu olehnya. Ia meminta semua pihak untuk menjaga kedamaian dan kesatuan umat selama bulan suci Ramadhan.

“Kami ingatkan dan kami imbau kepada semua, daripada kita melakukan provokasi, mari kita tingkatkan setiap pendekatan diri kita kepada Allah swt,” pungkas Gus Yahya.

Ikuti berita dan informasi terbaru Reformasi.co.id di Google News.

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img

Terkini

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com